- Adik bayi yang berusia tujuh bulan tersebut dimandikan dengan air yang dicampur dengan bunga setaman. Istilah bunga setaman ini muncul karena bunga yang digunakan adalah bunga-bunya yang ada di taman si empunya upacara, seperti bunga mawar, melati, bugenvil, dan beberapa bunga rumput. Kebetulan, rumah saya tidak banyak bunga, jadi beberapa dari bunga itu epek (metik) dari pekarangan keluarga yang lain . Oh iya, tidak lupa, nenek-nenek yang memandikan juga membacakan doa yang saya belum jelas doa apa saja yang dibaca. Yang saya dengar adalah hewes hewes hewes. Nenek yang memandikan pun ndak sembarangan. Musti nenek yang sudah dipercaya memegang anak kecil, maksudnya yang sudah berpengalaman “sayang” kepada anak kecil atau ahli dibidang itu.
- Setelah adik bayi berusia tujuh bulan itu selesai dimandikan, adik bayi itu lalu didandani: dipupuri, diberi pakaian yang bagus, dan diberi mahkota dari janur. Dipupuri itu diberi bedak, tapi bukan sembarang bedak, melainkan bedak bayi yang wangiiii….lalu dipakaikan baju yang bagus (biasanya baju baru): kalau cewek pakai rok, kalau cowok pakai celana (oh iya, kalau cewek sudah ditindik telinganya). Dandan terakhir, dipakaikan mahkota dari janur. Mahkota ini ndak bernama, tapi bermakna: semoga adik bayi ini nanti bisa menjadi pemimpim seperti raja.Sesi mempercantik dan memperganteng diri selesai. Adik bayi yang sudah seperti bidadari dan malaikat itu kini digendong orang tua dan berfoto ria.
Selesai berfoto… beralih ke sebuah tempat yang cukup lapang. Ada dua benda di sana, tangga dari tebu yang dihias kertas sumbo (saya tidak begitu tahu namanya. Pokoknya kertas itu kalau dimasukkan ke air, airnya akan berwarna seperti kertas itu. Ya merah, hijau, kuning) dan kurungan yang juga berhias kertas sumbo plus ayam jago di dalamnya.Dibantu orang tuanya, khususnya sang bapak, adik bayi tersebut naik tangga. Tangga yang terbuat dari tebu itu memiliki tujuh anak tangga. Artinya: semoga adik bayi ini nanti dapat mencapai langit ketujuh a.k.a nirwana a.k.a surga. Kenapa musti tebu? Karena tebu itu manis sehingga jalan yang ditempuh untuk mencapai nirwana tidak pahit dan mulus. Kenapa musti dibantu orang tua? Karena adik bayinya belum bisa jalan sendiri . Pada bagian ini, orang-orang yang merupakan tetangga sekitar dan sanak sodara bertepuk tangan riuh dan memberi semangat. Apalagi waktu adik bayinya duduk di puncak tangga. Dia tersenyum lebar sehingga moment seperti ini adalahmoment paling pas untuk take a pic.....heheSetelah naik tangga sebagai lambang langkah menuju surga… saatnya masuk ke kurungan ayam. Lagi-lagi, adik bayi ini ndak sendirian. Dia musti ditemani oleh orang lain, bisa sodara bisa tetangga. Yang pasti sang penemani itu harus anak kecil,Maksimal usia anak kelas empat SD.Di dalam kurungan itu hanya ada ayam, tak ada benda lain. Itulah bedanya dengan upacara tujuh bulanan yang lain. Pitonan di desa saya ini tak ada acara memilih benda, yang ada adalah memegang benda. Dan benda itu adalah ayam jago. Ini sebagai lambang keberanian, karena manusia sekecil itu harus berani memegang ayam, juga makna dari ayam jago itu sendiri yang bagi masyarakat di desa saya sebagai lambang seorang pemberani.Sesi cita-cita surga dan keberanian selesai… saatnya sesi membagi-bagi rejeki. Ini adalah sesi yang paling-paling-paling ditunggu oleh para tetangga.# Sesi bagi-bagi rejeki ini ada dua bagian: yaitu selamatan yang dihadiri anak-anak dan selamatan yang dihadiri bapak-bapak.~ Selamatan anak-anak ini namanya kenduren lumpang(kenapa namanya kenduren lumpang? wahh…ini kesalahan saya! Saya lupa bertanya apa arti frasa ini. Padahal ini termasuk penting kan yaaaa…). Di kenduren lumpang ini, anak-anak yang sudah sejak awal melihat proses pitonan adik bayi, mulai dari mandi hingga masuk kurungan ayam jago, diberi makanan dalam pincukan. Isi makanannya: nasi, sayur pepaya, lalapan tumpang (parutan kelapa, kecambah, dan kangkung), sayur tahu, telor, dan ayam. Oh iya, sebelum diberi makanan ini, ada tradisi yang sangat disukai anak kecil… yaitu sebaran duit (menyebar uang). Nenek atau bibi dari adik bayi itu menyebar uang receh yang diletakkan di besek (tumbu, dulunya tempat mencuci beras) yang berisi beras yang diberi pewarna kuning, bunga, dan uang receh. Dulu waktu saya kecil, uang recehnya berupa pecahan 25 hingga seratus rupiah, tapi sekarang berkembang menjadi lima ratus hingga seribu rupiah. Juga ada kompetisi: siapa yang paling banyak meraup uang, dialah pemenangnya. Uniknya, tak ada hadiah atau imbalan atau sesuatu untuk diberikan kepada pemenang ini. Bagi anak-anak itu, kebanggaan saja sudah cukup.Selesai kenduren lumpang, anak-anak itu pulang: makan dengan lahap di rumah dan membelanjakan uang hasil jerih payahnya). Sisa pitonan dibersihkan karena selamatan gedhe akan dilangsungkan.~Mereka adalah bapak-bapak sekitar rumah sang empunya pitonan. Selamatan seperti kenduri biasa: berisi doa agar adik bayi yang dipitoni bisa sukses dunia akhirat. Sesuatu yang akan terus menemani ke mana pun adik bayi itu pergi, tumbuh, dewasa, dan melangkah jauh: doa dari mereka yang pagi itu merasa sangat bersyukur mendapat sarapan gratis. Terlepas dari itu, masyarakat di desa saya masih memiliki kadar kebersamaan tinggi: kesenanganmu adalah kesenangan kami)...
Rabu, 31 Juli 2013
pitonan
Pernikahan adat jawa
Nontoni
Bagian pertama dari rangkaian prosesi pernikahan adalah Nontoni. Proses nontoni ini dilakukan oleh pihak keluarga pria. Tujuan dari nontoni adalah untuk mengetahui status gadis yang akan dijodohkan dengan anaknya, apakah masih legan (sendiri) atau telah memiliki pilihan sendiri. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar jangan sampai terjadi benturan dengan pihak lain yang juga menghendaki si gadis menjadi menantunya. Bila dalam nontoni terdapat kecocokan dan juga mendapat ‘lampu hijau’ dari pihak gadis, tahap berikutnya akan dilaksanakan panembung.
Panembung
Panembung dapat diartikan sebagai melamar. Dalam melamar seorang gadis yang akan dijadikan jodoh, biasanya dilakukan sendiri oleh pihak pria disertai keluarga seperlunya. Tetapi bagian ini bisa juga diwakilkan kepada sesepuh atau orang yang dipercaya disertai beberapa orang teman sebagai saksi. Setelah pihak pria menyampaikan maksud kedatangannya, orangtua gadis tidak langsung menjawab boleh atau tidak putrinya diperistri. Untuk menjaga tata trapsila, jawaban yang disampaikan kepada keluarga laki-laki akan ditanyakan dahulu kepada sang putrid. Untuk itu pihak pria dimohon bersabar. Jawaban ini tentu saja dimaksudkan agat tidak mendahului kehendak yang akan menjalankan, yaitu sang gadis, juga agar taj menurunkan wibawa pihak keluarganya. Biasanya mereka akan meminta waktu untuk memberikan jawaban sekitar sepasar atau 5 hari.
Paningset
Apabila sang gadis bersedia dijodohkan dengan pria yang melamarnya, maka jawaban akan disampaikan kepada pihak keluarga pria, sekaligus memberikan perkiraan mengenai proses selanjutnya. Hal ini dimaksudkan agar kedua keluarga bisa menentukan hari baik untuk mewujudkan rencana pernikahan. Pada saat itu, orangtua pihak pria akan membuat ikatan pembicaraan lamaran dengan pasrah paningset (sarana pengikat perjodohan). Paningset diserahkan oleh pihak calon pengantin pria kepada pihak calon pengantin wanita paling lambat lima hari sebelum pernikahan. Namun belakangan, dengan alasan kepraktisan, acara srah-srahan paningset sering digabungkan bersamaan dengan upacara midodareni.
Ubarampe (perlengkapan) paningset yang diserahkan orang tua pihak pria keluarga perempuan berupa:
* Paningset utama
* Abon – abon paningset
* Pengiring paningset
* Sesaji Pelengkap paningset
Paningset utama
1) KAIN BATHIK TRUNTUM
Berupa latar hitam dengan tebaran bunga-bunga tanjung yang melambangkan bintang pada malam hari. Maknanya bahwa kehidupan manusia tidak akan lepas dari dua sisi kehidupan, seperti terang-gelap, suka-duka, kaya-miskin, dan seterusnya. Apabila sedan mendapat pepeteng (cobaan), kiranya segera mendapat pepadhang, bagai bintang dimalam hari.
2) CINCIN
Cincin dua buah berbentuk ‘lus seser’ yang tidak ada ujung pangkalnya. Diibaratkan cinta kasih kedua insan ini akan selalu mengikat tiada berakhir selamanya, selain hanya dalam kuasa Tuhan.
3) KASEMEKAN (BRA)
Kasemakan adalah penutup dada. Ubarampe (perangkat) ini menunjukkan makna sebagai penutup ‘teleng tedhane jabang bayi’. Yang artinya payudara. Inilah symbol perilaku kesusilaan, maksudnya jalan yang akan ditempuh dalam menjodohkan anak adalah dengan tata susila.
4) STAGEN
Stagen adalah kain tenunan selebar 12 cm dan panjangnya 4 hingga 4,5 m dari benang lawe besar, untuk mengikat saat mengenakan kain bathik. Makna stagen sebagai paningset dalam tradisi adalah mengikat kesepakatan yang telah dicapai dalam menjodohkan anak. Stagen mempunyai arti paningset yang juga diambil maknanya sebagai ‘bebakalaning sandhang’ (wujud benang lawe) atau cikal bahan sandang yang diharapkan dalam perkawinannya nanti semoga kuat dalam ‘nandhang saliring lelampahan’ )kuat dalam menjalani segala kondisi dalam berumah tangga).
5) KAIN SINDUR
Kain sindur adalah sejenis kain ‘rimong’ atau selendang yang berwarna merah dan putih. Warna merah melambangkan wanita dan putih melambangkan pria yang diharapkan bisa mneytau melanjutkan keturunan.
Abon – abon paningset
1) JERUK GULUNG ATAU JERUK BALI
Merupakan perlambang dalam berbesanan dan juga bagi pengantin. Maksudnya adalah mereka sudah siap mejalankan kewajiban sesuai dengan kedudukannya dan sudah dipikirkan secara mendalam.
2) NASI GOLONG
Nasi yang dibentuk menjadi bulatan. Yang diperlukan adalah sebanyak dua buah. Nasi golong menggambarkan tekad yang sudah ‘golong-gilik’ dalam menjodohkan anak dengan penuh rasa tanggung jawab.
3) TEBU WULUNG
Tebu wulung adalah tebu yang berwarna merah tua. Tebu itu
melambangkan sumber rasa manis. Hal ini menjadi harapan cita-cita bahwa di dalam kehidupan berkeluarga nanti akan selalu mendapatkan kehidupan yang serba manis.
4) PISANG AYU DAN SURUH AYU
Ubarampe ini berupa pisang raja setangkep. Pisang raja dipilih karena raja adalah seorang yang berkedudukan tinggi dan luhur. Harapan nya, pasangan ini kelak bisa mencapai kedudukan yang tinggi. Sedangkan makna suruh ayu adalah kelak kerukunan dan kebersamaan akan selalu ada dalam mengarungi kehidupan berkeluarga. Hal ini tercermin dari sifat daun suruh, yang meski permukaan atas dan bawahnya berbeda namun jika digigit rasanaya akan sama.
Pangiring paningset
Pengiring ini merupakan kelengkapan sari ubarampe yang baku. Bentuk dari pangiring paningset ini adalah hasil bumi maupun barang kebutuhan wanita.
Sesaji pelengkap paningset
1) Sepasang angsa atau ayam hidup, agar jodoh kedua mempelai abadi.
2) Dua buah kelapa gading atau kelapa cengkir (muda), sebagai perlambang ketajaman pikiran.
3) Dua batang tebu wulung, sebagai simbol keteguhan hati.
4) Bahan-bahan jamu, misalnya : jahe. Kunyit, kencur, empon-empon, sebagai simbol kesehatan bagi kedua mempelai.
PELAKSANAAN PERKAWINAN
Pelaksanaan pernikahan di Solo mempunyai tatanan yang memuat pokok-pokok tradisi Jawa sebagai berikut :
1. SOWAN LUHUR
Maksudnya adalah meminta doa restu dari para sesepuh dan piyagung serta melakukan ziarah kubur ke tempat leluhurnya.
2. WILUJENGAN
Merupakan ritual sebagai wujud permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya dalam melaksanakan hajat diberi keselamatan dan dijauhkan dari segala halangan. Dalam wilujengan ini memakai sarat berupa makanan dengan lauk-pauk, seperti ‘sekul wuduk’ dan ‘sekul golong’ beserta ingkung (ayam utuh). Dalam wilujengan ini semua sarat ubarampe enak dimakan oleh manusia.
3. PASANG TARUB
Merupakan tradisi membuat ‘bleketepe’ atau anyaman daun kelapa untuk dijadikan atap atau peneduh resepsi manton. Tatacara ini mengambil ‘wewarah’ atau ajaran Ki Ageng Tarub, salah satu leluhur raja-raja Mataram. Saat mempunyai hajat menikahkan anaknya Dewi Nawangsih dengan Raden Bondan Kejawan, Ki Ageng membuat peneduh dari anyaman daun kelapa. Hal itu dilakukan dkarena rumah Ki Ageng uang kecil tidak dapat memuat semua tamu, sehingga tamu yang diluar diteduhi dengan ‘payon’ itu ruang yang dipergunakan untuk para tamu Agung yang luas dan dapat menampung seluruh tamu. Kemudian payon dari daun kelapa itu disebut ‘tarub’, berasal dari nama orang yang pertama membuatnya. Tatacara memasang tarub adalah bapak naik tangga sedangkan ibu memegangi tangga sambil membantu memberikan ‘bleketepe’ (anyaman daun kelapa). Tatacara ini menjadi perlambang gotong royong kedua orang tua yang menjadi pengayom keluarga.
4. PASANG TUWUHAN
Tuwuhan mengandung arti suatu harapan kepada anak yang dijodohkan dapat memperoleh keturunan, untuk melangsungkan sejarah keluarga.
Tuwuhan terdiri dari :
A. Pohon pisang raja yang buahnya sudah masuk
Maksud dipilih pisang yang sudah masak adalah diharapkan pasangan yang akan menikah telah mempunyai pemikiran dewasa atau telah masak. Sedangkan pisang raja mempunyai makna pengharapan agar pasangan yang akan dinikahkan kelak mempunyai kemakmuran, kemuliaan dan kehormatan seperti raja.
B. Tebu wulung
Tebu wulung berwarna merah tua sebagai gambaran tuk-ing memanis atau sumber manis. Hal ini melambangkan kehidupan yang serba enak. Sedangkan makna wulung bagi orang Jawa berarti sepuh atau tua. Setelah memasuki jenjang perkawinan, diharapkan kedua mempelai mempunyai jiwa sepuh yang selalu bertindak dengan ‘kewicaksanaan’ atau kebijakan.
C. Cengkir gadhing
Merupakan symbol dari kandungan tempat si jabang bayi atau lambing keturunan.
D. Daun randu dari pari sewuli
Randu melambangkan sandang, sedangkan pari melambangkan pangan. Sehinggahal itu bermakna agar kedua mempelai selalu tercukupi sandang dan pangannya.
E. Godhong apa-apa (bermacam-macam dedaunan)
Seperti daun beringin yang melambangkan pengayoman, rumput alang-alang dengan harapan agar terbebas dari segala halangan.
5. SIRAMAN DAN SADE DAWET (DODOL DAWET)
Peralatan yang dipaka untuk siraman adalah sekar manca warna yang dimasukkan ke dalam jembangan, kelapa yang dibelah untuk gayung mandi, serta jajan pasar, dan tumpeng robyong. Air yang dipergunakan dalam siraman ini diambil dari tujuh sumber air, atau air tempuran. Orang yang menyiram berjumlah 9 orang sesepuh termasuk ayah. Jumlah sembilan tersebut menurut budaya Keraton Surakarta untuk mengenang keluhuran Wali Sanga, yang bermakna manunggalnya Jawa dan Islam. Selain itu angka sembilan juga bermakna ‘babakan hawa sanga’ yang harus dikendalikan.
Pelaksanaan tradisi ini
Masing-masing sesepuh melaksanakan siraman sebanyak tiga kali dengan gayung yang terbuat dari tempurung kelapa yang diakhiri siraman oleh ayah mempelai wanita. Setelah itu bapak mempelai wanita memecah klenthing atau kendhi, sambil berucap ‘ora mecah kendhi nanging mecah pamore anakku’.
Seusaii siraman calon pengantin wanita dibopong (digendong) oleh ayah ibu menuju kamar pengantin. Selanjutnya sang Ayah menggunting tigas rikmo (sebagian rambut di tengkuk) calon pengantin wanita. Potongan rambut tersebut diberikan kepada sang ibu untuk disimpan ke dalam cepuk (tempat perhiasan), lalu ditanam di halaman rumah. Upacara ini bermakna membuang hal-hal kotor dari calon pengantin wanita. Kemudian rambut calon pengantin wanita. Kemudian rambut calon pengantin wanita dikeringkan sambil diharumi asap ratus, untuk selanjutnya ‘dihalubi-halubi’ atau dibuat cengkorong paes. Selanjutnya rambut dirias dengan ukel konde tanpa perhiasan, dan tanpa bunga.
Dodol Dawet
Pada saat calon pengantin dibuat cengkorong paes itu, kedua orangtua menjalankan tatacara ‘dodol dawet’ (menjual dawet). Disamping dawet itu sebagai hidangan, juga diambil makna dari cendol yang berbentuk bundar merupakan lambing kebulatan kehendak orangtua untuk menjodohkan anak.
Bagi orang yang akan membeli dawet tersebut harus membayar dengan ‘kreweng’ (pecahan genting) bukan dengan uang. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia berasal dari bumi. Yang melayani pembeli adalah ibu, sedangkan yang menerima pembayaran adalah bapak. Hal ini mengajarkan kepada anak mereka yang akan menikah tentang bagaimana mencari nafkah sebagai suami istri , harus saling membantu.
6. SENGKERAN
Setelah calon pengantin wanita ‘dihaluh-halubi’ atau dibuat cengkorong paes lalu ‘disengker’ atau dipingit. Artinya tidak boleh keluar dari halaman rumah.
Hal ini untuk menjaga keselamatannya. Pemingitan ini dulu dilakukan selama seminggu, atau minimal 3 hari. Yang mana dalam masa ini, calon pengantin putri setiap malam dilulur dan mendapat banyak petuah mengenai bagaimana menjadi seorang istri dan ibu dalam menjalani kehidupan dan mendampingi suami, serta mengatur rumah tangga.
7. MIDODARENI ATAU MAJEMUKAN
Malam menjelang dilaksanakan ijab dan panggih disebur malam midodareni. Midodareni berasal dari kata widodari. Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mepercantik pengantin wanita.
Prosesi yang dilaksanakan pada malam midodareni
A. Jonggolan
Datangnya calon pengantin ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka. Selama berada di rumah calon pengantin wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan hanya disuguhi air putih.
B. Tantingan
Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ia ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua, tetapi mengajukan permintaan kepada sang ayah untuk mencarikan ‘kembar mayang’ sebagai isyarat perkawinan.
C. Turunnya Kembar Mayang
Turunnya kembar mayang merupakan saat sepasang kembar mayang dibuat. Kembar mayang ini milik para dewa yang menjadi persyaratan, yaitu sebagai sarana calon pengantin perempuan berumah tangga. Dalam kepercayaan Jawa, kembar mayang hanya dipinjam dari dewa, sehingga apabila sudah selesai dikembalikan lagi ke bumi atau dilabuh melalui air. Dua kembar mayang tersebut dinamakan Dewandaru dan Kalpandaru. Dewandaru mempunyai arti wahyu pengayoman. Maknanya adalah agar pengantin pria dapat memberikan pengayoman lahir dan batin kepada keluarganya. Sedangkan Kalpandaru, berasal dari kata kalpa yang artinya langgeng dan daru yang berarti wahyu. Maksudnya adalah wahyu kelanggengan, yaitu agar kehidupan rumah tangga dapat abadi selamanya.
D. Wilujengan Majemukan
Wilujengan Majemukan adalah silahturahmi antara keluarga calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang kepada ibu calon pengantin pria. Sesaat sebelum rombongan pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria.
8. IJAB PANIKAH
Pelaksanaan ijab panikah ini mengacu pada agama yang dianut oleh pengantin. Dalam tata cara Keraton, saat ijab panikah dilaksanakan oleh penghulu, tempat duduk penghulu maupun mempelai diatur sebagai berikut :
· Pengantin laki-laki menghadap barat
· Naib di sebelah barat menghadap timur
· Wali menghadap ke selatan, dan para saksi bisa menyesuaikan
Bagian pertama dari rangkaian prosesi pernikahan adalah Nontoni. Proses nontoni ini dilakukan oleh pihak keluarga pria. Tujuan dari nontoni adalah untuk mengetahui status gadis yang akan dijodohkan dengan anaknya, apakah masih legan (sendiri) atau telah memiliki pilihan sendiri. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar jangan sampai terjadi benturan dengan pihak lain yang juga menghendaki si gadis menjadi menantunya. Bila dalam nontoni terdapat kecocokan dan juga mendapat ‘lampu hijau’ dari pihak gadis, tahap berikutnya akan dilaksanakan panembung.
Panembung
Panembung dapat diartikan sebagai melamar. Dalam melamar seorang gadis yang akan dijadikan jodoh, biasanya dilakukan sendiri oleh pihak pria disertai keluarga seperlunya. Tetapi bagian ini bisa juga diwakilkan kepada sesepuh atau orang yang dipercaya disertai beberapa orang teman sebagai saksi. Setelah pihak pria menyampaikan maksud kedatangannya, orangtua gadis tidak langsung menjawab boleh atau tidak putrinya diperistri. Untuk menjaga tata trapsila, jawaban yang disampaikan kepada keluarga laki-laki akan ditanyakan dahulu kepada sang putrid. Untuk itu pihak pria dimohon bersabar. Jawaban ini tentu saja dimaksudkan agat tidak mendahului kehendak yang akan menjalankan, yaitu sang gadis, juga agar taj menurunkan wibawa pihak keluarganya. Biasanya mereka akan meminta waktu untuk memberikan jawaban sekitar sepasar atau 5 hari.
Paningset
Apabila sang gadis bersedia dijodohkan dengan pria yang melamarnya, maka jawaban akan disampaikan kepada pihak keluarga pria, sekaligus memberikan perkiraan mengenai proses selanjutnya. Hal ini dimaksudkan agar kedua keluarga bisa menentukan hari baik untuk mewujudkan rencana pernikahan. Pada saat itu, orangtua pihak pria akan membuat ikatan pembicaraan lamaran dengan pasrah paningset (sarana pengikat perjodohan). Paningset diserahkan oleh pihak calon pengantin pria kepada pihak calon pengantin wanita paling lambat lima hari sebelum pernikahan. Namun belakangan, dengan alasan kepraktisan, acara srah-srahan paningset sering digabungkan bersamaan dengan upacara midodareni.
Ubarampe (perlengkapan) paningset yang diserahkan orang tua pihak pria keluarga perempuan berupa:
* Paningset utama
* Abon – abon paningset
* Pengiring paningset
* Sesaji Pelengkap paningset
Paningset utama
1) KAIN BATHIK TRUNTUM
Berupa latar hitam dengan tebaran bunga-bunga tanjung yang melambangkan bintang pada malam hari. Maknanya bahwa kehidupan manusia tidak akan lepas dari dua sisi kehidupan, seperti terang-gelap, suka-duka, kaya-miskin, dan seterusnya. Apabila sedan mendapat pepeteng (cobaan), kiranya segera mendapat pepadhang, bagai bintang dimalam hari.
2) CINCIN
Cincin dua buah berbentuk ‘lus seser’ yang tidak ada ujung pangkalnya. Diibaratkan cinta kasih kedua insan ini akan selalu mengikat tiada berakhir selamanya, selain hanya dalam kuasa Tuhan.
3) KASEMEKAN (BRA)
Kasemakan adalah penutup dada. Ubarampe (perangkat) ini menunjukkan makna sebagai penutup ‘teleng tedhane jabang bayi’. Yang artinya payudara. Inilah symbol perilaku kesusilaan, maksudnya jalan yang akan ditempuh dalam menjodohkan anak adalah dengan tata susila.
4) STAGEN
Stagen adalah kain tenunan selebar 12 cm dan panjangnya 4 hingga 4,5 m dari benang lawe besar, untuk mengikat saat mengenakan kain bathik. Makna stagen sebagai paningset dalam tradisi adalah mengikat kesepakatan yang telah dicapai dalam menjodohkan anak. Stagen mempunyai arti paningset yang juga diambil maknanya sebagai ‘bebakalaning sandhang’ (wujud benang lawe) atau cikal bahan sandang yang diharapkan dalam perkawinannya nanti semoga kuat dalam ‘nandhang saliring lelampahan’ )kuat dalam menjalani segala kondisi dalam berumah tangga).
5) KAIN SINDUR
Kain sindur adalah sejenis kain ‘rimong’ atau selendang yang berwarna merah dan putih. Warna merah melambangkan wanita dan putih melambangkan pria yang diharapkan bisa mneytau melanjutkan keturunan.
Abon – abon paningset
1) JERUK GULUNG ATAU JERUK BALI
Merupakan perlambang dalam berbesanan dan juga bagi pengantin. Maksudnya adalah mereka sudah siap mejalankan kewajiban sesuai dengan kedudukannya dan sudah dipikirkan secara mendalam.
2) NASI GOLONG
Nasi yang dibentuk menjadi bulatan. Yang diperlukan adalah sebanyak dua buah. Nasi golong menggambarkan tekad yang sudah ‘golong-gilik’ dalam menjodohkan anak dengan penuh rasa tanggung jawab.
3) TEBU WULUNG
Tebu wulung adalah tebu yang berwarna merah tua. Tebu itu
melambangkan sumber rasa manis. Hal ini menjadi harapan cita-cita bahwa di dalam kehidupan berkeluarga nanti akan selalu mendapatkan kehidupan yang serba manis.
4) PISANG AYU DAN SURUH AYU
Ubarampe ini berupa pisang raja setangkep. Pisang raja dipilih karena raja adalah seorang yang berkedudukan tinggi dan luhur. Harapan nya, pasangan ini kelak bisa mencapai kedudukan yang tinggi. Sedangkan makna suruh ayu adalah kelak kerukunan dan kebersamaan akan selalu ada dalam mengarungi kehidupan berkeluarga. Hal ini tercermin dari sifat daun suruh, yang meski permukaan atas dan bawahnya berbeda namun jika digigit rasanaya akan sama.
Pangiring paningset
Pengiring ini merupakan kelengkapan sari ubarampe yang baku. Bentuk dari pangiring paningset ini adalah hasil bumi maupun barang kebutuhan wanita.
Sesaji pelengkap paningset
1) Sepasang angsa atau ayam hidup, agar jodoh kedua mempelai abadi.
2) Dua buah kelapa gading atau kelapa cengkir (muda), sebagai perlambang ketajaman pikiran.
3) Dua batang tebu wulung, sebagai simbol keteguhan hati.
4) Bahan-bahan jamu, misalnya : jahe. Kunyit, kencur, empon-empon, sebagai simbol kesehatan bagi kedua mempelai.
PELAKSANAAN PERKAWINAN
Pelaksanaan pernikahan di Solo mempunyai tatanan yang memuat pokok-pokok tradisi Jawa sebagai berikut :
1. SOWAN LUHUR
Maksudnya adalah meminta doa restu dari para sesepuh dan piyagung serta melakukan ziarah kubur ke tempat leluhurnya.
2. WILUJENGAN
Merupakan ritual sebagai wujud permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya dalam melaksanakan hajat diberi keselamatan dan dijauhkan dari segala halangan. Dalam wilujengan ini memakai sarat berupa makanan dengan lauk-pauk, seperti ‘sekul wuduk’ dan ‘sekul golong’ beserta ingkung (ayam utuh). Dalam wilujengan ini semua sarat ubarampe enak dimakan oleh manusia.
3. PASANG TARUB
Merupakan tradisi membuat ‘bleketepe’ atau anyaman daun kelapa untuk dijadikan atap atau peneduh resepsi manton. Tatacara ini mengambil ‘wewarah’ atau ajaran Ki Ageng Tarub, salah satu leluhur raja-raja Mataram. Saat mempunyai hajat menikahkan anaknya Dewi Nawangsih dengan Raden Bondan Kejawan, Ki Ageng membuat peneduh dari anyaman daun kelapa. Hal itu dilakukan dkarena rumah Ki Ageng uang kecil tidak dapat memuat semua tamu, sehingga tamu yang diluar diteduhi dengan ‘payon’ itu ruang yang dipergunakan untuk para tamu Agung yang luas dan dapat menampung seluruh tamu. Kemudian payon dari daun kelapa itu disebut ‘tarub’, berasal dari nama orang yang pertama membuatnya. Tatacara memasang tarub adalah bapak naik tangga sedangkan ibu memegangi tangga sambil membantu memberikan ‘bleketepe’ (anyaman daun kelapa). Tatacara ini menjadi perlambang gotong royong kedua orang tua yang menjadi pengayom keluarga.
4. PASANG TUWUHAN
Tuwuhan mengandung arti suatu harapan kepada anak yang dijodohkan dapat memperoleh keturunan, untuk melangsungkan sejarah keluarga.
Tuwuhan terdiri dari :
A. Pohon pisang raja yang buahnya sudah masuk
Maksud dipilih pisang yang sudah masak adalah diharapkan pasangan yang akan menikah telah mempunyai pemikiran dewasa atau telah masak. Sedangkan pisang raja mempunyai makna pengharapan agar pasangan yang akan dinikahkan kelak mempunyai kemakmuran, kemuliaan dan kehormatan seperti raja.
B. Tebu wulung
Tebu wulung berwarna merah tua sebagai gambaran tuk-ing memanis atau sumber manis. Hal ini melambangkan kehidupan yang serba enak. Sedangkan makna wulung bagi orang Jawa berarti sepuh atau tua. Setelah memasuki jenjang perkawinan, diharapkan kedua mempelai mempunyai jiwa sepuh yang selalu bertindak dengan ‘kewicaksanaan’ atau kebijakan.
C. Cengkir gadhing
Merupakan symbol dari kandungan tempat si jabang bayi atau lambing keturunan.
D. Daun randu dari pari sewuli
Randu melambangkan sandang, sedangkan pari melambangkan pangan. Sehinggahal itu bermakna agar kedua mempelai selalu tercukupi sandang dan pangannya.
E. Godhong apa-apa (bermacam-macam dedaunan)
Seperti daun beringin yang melambangkan pengayoman, rumput alang-alang dengan harapan agar terbebas dari segala halangan.
5. SIRAMAN DAN SADE DAWET (DODOL DAWET)
Peralatan yang dipaka untuk siraman adalah sekar manca warna yang dimasukkan ke dalam jembangan, kelapa yang dibelah untuk gayung mandi, serta jajan pasar, dan tumpeng robyong. Air yang dipergunakan dalam siraman ini diambil dari tujuh sumber air, atau air tempuran. Orang yang menyiram berjumlah 9 orang sesepuh termasuk ayah. Jumlah sembilan tersebut menurut budaya Keraton Surakarta untuk mengenang keluhuran Wali Sanga, yang bermakna manunggalnya Jawa dan Islam. Selain itu angka sembilan juga bermakna ‘babakan hawa sanga’ yang harus dikendalikan.
Pelaksanaan tradisi ini
Masing-masing sesepuh melaksanakan siraman sebanyak tiga kali dengan gayung yang terbuat dari tempurung kelapa yang diakhiri siraman oleh ayah mempelai wanita. Setelah itu bapak mempelai wanita memecah klenthing atau kendhi, sambil berucap ‘ora mecah kendhi nanging mecah pamore anakku’.
Seusaii siraman calon pengantin wanita dibopong (digendong) oleh ayah ibu menuju kamar pengantin. Selanjutnya sang Ayah menggunting tigas rikmo (sebagian rambut di tengkuk) calon pengantin wanita. Potongan rambut tersebut diberikan kepada sang ibu untuk disimpan ke dalam cepuk (tempat perhiasan), lalu ditanam di halaman rumah. Upacara ini bermakna membuang hal-hal kotor dari calon pengantin wanita. Kemudian rambut calon pengantin wanita. Kemudian rambut calon pengantin wanita dikeringkan sambil diharumi asap ratus, untuk selanjutnya ‘dihalubi-halubi’ atau dibuat cengkorong paes. Selanjutnya rambut dirias dengan ukel konde tanpa perhiasan, dan tanpa bunga.
Dodol Dawet
Pada saat calon pengantin dibuat cengkorong paes itu, kedua orangtua menjalankan tatacara ‘dodol dawet’ (menjual dawet). Disamping dawet itu sebagai hidangan, juga diambil makna dari cendol yang berbentuk bundar merupakan lambing kebulatan kehendak orangtua untuk menjodohkan anak.
Bagi orang yang akan membeli dawet tersebut harus membayar dengan ‘kreweng’ (pecahan genting) bukan dengan uang. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia berasal dari bumi. Yang melayani pembeli adalah ibu, sedangkan yang menerima pembayaran adalah bapak. Hal ini mengajarkan kepada anak mereka yang akan menikah tentang bagaimana mencari nafkah sebagai suami istri , harus saling membantu.
6. SENGKERAN
Setelah calon pengantin wanita ‘dihaluh-halubi’ atau dibuat cengkorong paes lalu ‘disengker’ atau dipingit. Artinya tidak boleh keluar dari halaman rumah.
Hal ini untuk menjaga keselamatannya. Pemingitan ini dulu dilakukan selama seminggu, atau minimal 3 hari. Yang mana dalam masa ini, calon pengantin putri setiap malam dilulur dan mendapat banyak petuah mengenai bagaimana menjadi seorang istri dan ibu dalam menjalani kehidupan dan mendampingi suami, serta mengatur rumah tangga.
7. MIDODARENI ATAU MAJEMUKAN
Malam menjelang dilaksanakan ijab dan panggih disebur malam midodareni. Midodareni berasal dari kata widodari. Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mepercantik pengantin wanita.
Prosesi yang dilaksanakan pada malam midodareni
A. Jonggolan
Datangnya calon pengantin ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka. Selama berada di rumah calon pengantin wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan hanya disuguhi air putih.
B. Tantingan
Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ia ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua, tetapi mengajukan permintaan kepada sang ayah untuk mencarikan ‘kembar mayang’ sebagai isyarat perkawinan.
C. Turunnya Kembar Mayang
Turunnya kembar mayang merupakan saat sepasang kembar mayang dibuat. Kembar mayang ini milik para dewa yang menjadi persyaratan, yaitu sebagai sarana calon pengantin perempuan berumah tangga. Dalam kepercayaan Jawa, kembar mayang hanya dipinjam dari dewa, sehingga apabila sudah selesai dikembalikan lagi ke bumi atau dilabuh melalui air. Dua kembar mayang tersebut dinamakan Dewandaru dan Kalpandaru. Dewandaru mempunyai arti wahyu pengayoman. Maknanya adalah agar pengantin pria dapat memberikan pengayoman lahir dan batin kepada keluarganya. Sedangkan Kalpandaru, berasal dari kata kalpa yang artinya langgeng dan daru yang berarti wahyu. Maksudnya adalah wahyu kelanggengan, yaitu agar kehidupan rumah tangga dapat abadi selamanya.
D. Wilujengan Majemukan
Wilujengan Majemukan adalah silahturahmi antara keluarga calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang kepada ibu calon pengantin pria. Sesaat sebelum rombongan pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria.
8. IJAB PANIKAH
Pelaksanaan ijab panikah ini mengacu pada agama yang dianut oleh pengantin. Dalam tata cara Keraton, saat ijab panikah dilaksanakan oleh penghulu, tempat duduk penghulu maupun mempelai diatur sebagai berikut :
· Pengantin laki-laki menghadap barat
· Naib di sebelah barat menghadap timur
· Wali menghadap ke selatan, dan para saksi bisa menyesuaikan
Jumat, 14 Juni 2013
Virus
Untuk berkembang biak, virus rnemerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sei bakteri, sel hewan,
atau sel tumbuhan untuk bereproduksi.
Ada dua macam cara virus meneinfeksi bakteri, yaitu secara litik dan secara lisogenik. Pada infeksi secara litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada infeksi secara lisogenik, Virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau berkembangbiak virus pun ikut membelah.
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofag, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.
a. Infeksi secara litik
Infeksi secara litik melalui fase-fase berikut ini:
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Dengan ujung ekornya, fag melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel bakteri, daerah itu disebut daerah reseptor
(receptor site : receptor spot). Daerah ini khas bagi fag tertentu, dan fag jenis lain tak dapat melekat di tempat tersebut. Virus penyerang bakteri tidak memiliki enzim-enzim untuk metabolisme, tetapi rnemiliki enzim lisozim yang berfungsi merusak atau melubangi dinding sel bakteri.
Sesudah dinding sei bakteri terhidrolisis (rusak) oleh lisozim, maka seluruh isi fag masuk ke dalam hospes (sel bakteri). Fag
kemudian merusak dan mengendalikan DNA bakteri.
2. Fase Replikasi (fase sintesis)
DNA fag mengadakan pembentukan DNA (replikasi) menggunakan DNA bakteri sebagai bahan, serta membentuk selubung
protein. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul DNA baru virus yang lengkap dengan selubungnya.
3. Fase Pembebasan virus fag - fag baru / fase lisis
Sesudah fag baru terbentuk, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga keluarlah fag yang baru. Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar 200. Pembentukan partikel bakteriofag memerlukan waktu sekitar 20 menit.
b. Infeksi secara lisogenik
Infeksi secara lisogenik melalui fase-fase berikut ini:
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Fag menempel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada bakteri kemudian mengeluarkan DNAnya ke dalam
tubuh bakteri.
2. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan DNA bakteri membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak
aktif, tetapi sedikitnya acla satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.
3. Fase pembelahan
Bila bakteri membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan bakteri juga mengandung profag di dalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama sel bakteri yang mengandung profag membelah.
Jadi jelaslah bahwa pada virus tidak terjadi pembelahan sel, tetapi terjadi penyusunan bahan virus (fag) baru yang berasal dari bahan yang telah ada dalam sel bakteri yang diserang.
Kamis, 13 Juni 2013
Kepribadian Wanita dilihat dari ALis
Secara etimologis atau asal katanya, psikologi berasal dari 2 kata, yaitu Psychē yang berarti jiwa dan logia yang berarti ilmu. Jadi, secara sederhana psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia. Ilmu psikologi sekarang sudah sangat berkembang, salah satu pemanfaatan yang biasa dilakukan adalah pembacaan kepribadian seseorang (wanita) dengan melihat bentuk, fisik luar tubuhnya.
Psikologi wanita. Salah satu yang umum digunakan untuk menilai kepribadian seseorang (wanita) adalah dengan melihat kondisi fisiknya. Ilmu psikologi telah mendapatkan hubungan bentuk tubuh seseorang (wanita) dengan kondisi psikologi, jiwa, atau kepribadian seseorang (wanita). Penggunaan secara sederhana adalah untuk mengetahui, menebak kepribadian orang yang mungkin kita kenal. Ya, walaupun unsur pembentuk kepribadian menurut hemat kami adalh gabungan antara perasaan dan pemikiran yang dimiliki oleh seseorang (wanita). Namun, pada kesempatan ini tidak apa-apalah kami share mengenai "Psikologi Kepribadian Wanita Lewat Alis". Artinya, lewat alis atau dengan kata lain melihat, mengamati alis seseorang (wanita) bisa diprediksi bagaimana kondisi kejiwaan, atau kepribadian seseorang, walaupun hasilnya tidak 100%.
Psikologi Kepribadian Wanita Lewat Alis. Alis.dapat menunjukkan pola pikir seseorang (wanita).
Berikut kami jabarkan macam-macam bentuk alis wanita beserta tafsiran mengenai kepribadiannya.
Alis; tebal dipangkal kemudian tipis di ujung
Bila seseorang (wanita) memiliki alis dengan pangkal tebal lalu menepis di ujung menunjukkan bahwa mereka sangat berbakat dalam memulai proyek-proyek baru.
Alis: pangkal tipis kemudian tebal di ujung
Alis yang dimulai dengan pangkal tipis dan berakhir dengan ujung lebih tebal menunjukkan orang yang berbakat mengikuti detail.
Alis Tebal (normal)
Jika alis anda tebal berarti menunjukkan kekuatan intelektual
Alis Tipis
Bila seseorang (wanita) memiliki alis tipis tipis menunjukkan intensitas mental.
Bentuk alis Lurus
Bentuk alis yang lurus menunjukkan bahwa anda adalah orang yang baik, estetis tapi jika jaraknya terlalu dekat ke mata.
Alis: terlalu Tebal
Bila alis anda terlalu tebal berarti anda adalah orang yang mudah marah dan tidak sabar.
Bentuk Alis menunjuk ke telinga
Alis yang agak menunjuk ke telinga memberi arti bahwa anda adalah orang yang senang sikap ramah.
Psikologi Kepribadian
Tulisan yang terbatas ini hanya memuat beberapa pembahasan mengenai aspek-aspek kejiwaan dalam pribadi seseorang yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari atau dalam latihan-latihan, karena latihan yang kita laksanakan berhubungan dengan manusia sebagai objek dengan membawa berbagai karakter, tipe kepribadian dan temperamen.
A. Perasaan
Kerap kali kita melihat orang tampak gembira atau sedih. Gembira atau sedih ini adalah pernyataan-pernyataan perasaan. Perasaan itu menyatakan sesuatu tentang keadaan jiwa pada suatu saat. Ada rasa “suka dan tidak suka”.
Rasa suka adalah rasa yang menyenangkan : enak, ketenangan, keindahan, lezat, kebahagiaan dan sebagainya. Rasa tidak suka adalah rasa yang tidak enak, tidak menyenangkan, dukacita, takut, khawatir, gelisah, kesedihan, kacau dan sebagainya.
Perasaan itu selalu bersifat perseorangan, selalu bersama-sama dengan gejala-gejala jiwa lainnya, seperti teringat sesuatu, frustasi, kecewa, bahagia dan lain lain. Perasaan biasanya menyatakan diri dengan tingkah laku dan dapat diselidiki dengan jalan ekstrospeksi dan introspeksi. Perasaan ada yang bersifat biologis dan rohaniyah. Perasaan biologis meliputi perasaan yang berhubungan dengan fungsi hidup jasmaniah (lapar, haus, letih, lesu dan lain-lain).
Perasaan rohaniyah meliputi ; perasaan intelek yang menyertai pekerjaan intelektual, perasaan estetis yang berhubungan dengan keindahan (termasuk hal-hal yang lucu), perasan etis yang berhubungan dengan perbuatan baik dan buruk, perasaan keagamaan yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dimana kita ingat kepada Tuhan, perasan diri yang menyertai gambaran kita sendiri (positif dan negatif ; kompleks inferior/superior), perasaan sosial dalam hubungan kita dengan orang lain.
B. Prasangka
Prasangka adalah predisposisi untuk memberikan penilaian yang diskriminatif terhadap pribadi atau kelompok tertentu. Menurut analisis transaksional, hal ini terjadi karena cara hidup yang kita peroleh dari pengalaman sejak kecil atau masa lalu menjadikan kita tidak dapat melihat keadaan sebenarnya dengan jelas.
Kita mempunyai harapan-harapan tertentu tentang orang lain –seringkali harapan yang bersifat negatif--, karena perbedaan jenis kelamin, suku bangsa, agama atau perbedaan kelompok. Harapan-harapan demikian seringkali tidak diajarkan terus terang pada kita, tetapi diangkat dari pengamatan kita terhadap prasangka mereka yang berpengaruh pada masa kecil kita.
Ketika saya melakukan/memimpin sebuah pelatihan (Up-grading), seorang peserta wanita meminta waktu untuk berbicara dengan saya pada hari ke 2. Ia kelihatan sangat kikuk dan mengatakan kepada saya, bahwa ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Saya memberikan dorongan dan akhirnya ia mengatakan “saya merasa sangat malu ! ketika pertama kali anda masuk ruangan untuk memberikan materi, saya agak jengkel”. “Bayangkan, ketika saya memutuskan untuk ikut acara ini, saya akan dipimpin oleh seorang yang pemarah”, “akan tetapi saya merasa tertipu oleh prasangka saya, dan kini harus saya katakan kepada anda, bahwa anda adalah orang yang ramah dan suka humor dan materi yang anda berikan sangat berguna bagi saya”, “saya sangat malu karena waktu itu langsung mengira bahwa saya akan “ketakutan” dan tidak akan mendapatkan materi yang berguna, karena anda terlihat seperti seorang yang galak”.
Peserta wanita tersebut telah mempunyai prasangka yang bukan-bukan, tapi ia tidak bersikeras dengan prasangkanya, sehingga ia masih dapat berubah pandangan. Sayang sekali pada beberapa kasus, ada orang yang demikian kuat prasangkanya, sehingga tidak dapat mengubahnya, karena prasangka dapat mendistorsi persepsi kita tentang realita, maka prasangka merupakan hambatan yang besar dalam komunikasikita dengan orang lain. Menyadari prasangka kita sendiri biasanya sulit, karena kita selalu yakin akan kebenaran prasangka itu.
Adakalanya prasangka mampu membuat seseorang yang kurang percaya diri merasa lebih baik. Prasangka dapat membuat orang memandang rendah orang lain. Sesungguhnya hal demikian justru mempersulit upaya mengenali dan menghilangkan prasangka. Orang yang sangat dikuasai prasangka biasanya selalu merasa tidak aman dan bersifat kaku.
Mereka selalu mencoba mengatasi keraguan dan ketakutan mereka dengan merendahkan orang lain, melemparkan kesalahan pada orang lain, dan menganut faham yang dogmatis. Menyadari sifatnya tersebut, membuat kita tidak mudah marah terhadapnya. Orang yang demikian tidak akan menjadi baik bila dihadapi dengan sikap yang keras dan menuntut ; sebaiknya, mereka membutuhkan rasa aman dan tenang, sebelum mampu menghilangkan sikapnya yang kurang baik.
C. Delusi
Delusi merupakan keyakinan semu yang sesungguhnya tidak benar, dan tidak dapat dikoreksi dengan pikiran sehat. Terdapat perbedaan antara delusi dengan kekeliruan yang adakalanya kita lakukan dalam menanggapi fakta-fakta, karena delusi ditimbulkan oleh berbagai perasaan negatif. Timbul delusi bila perasaan yang kuat mewarnai persepsi kita tentang dunia, diri kita atau orang lain. Mungkin kita masih ingat bagaimana seseorang merasa bahwa orang-orang menilai dirinya secara negatif.
Delusi menyudutkan kita untuk melakukan tindakan yang mengacaukan situasi. Kita bertindak berdasarkan persepsi salah yang membuat kita membayangkan respons negatif dari orang lain, karena itu mungkin sekali kita justru mendapat reaksi seperti yang dibayangkan sehingga menguatkan rasa takut kita.
D. Atribusi
Kita semua mencoba memahami pengalaman-pengalaman kita, kemudian berupaya agar pengalaman-pengalaman tersebut bermakna, dan menafsirkannya. Atribusi, beberapa alasan yang kita gunakan untuk menerangkan pengalaman-pengalaman kita biasanya mengacu pada beberapa ciri khusus seseorang (dari kita sendiri dan orang lain) atau pada keadaan sekitarnya. Atribusi yang kita miliki membantu pembentukan khayalan kita yang terarah.
Tina mempunyai berat badan yang berlebihan. Ia takut orang tidak menyukainya, oleh karena itu ia menghindari pertemuan-pertemuan di masyarakat. Ia mengkambinghitamkan kegemukannya sebagai penyebab kesulitan-kesulitannya. Bila ia tidak mengurangi berat badannya, ia akan terus saja berkeyakinan bahwa semua masalah yang diambilnya dapat teratasi bila berat badannya turun.
E. Disonansi Kognitif
Adakalanya pemahaman kita terganggu, sehingga menyulitkan kita. Kita juga merasakan disonansi kognitif bila sikap dan tingkah laku kita tidak serasi. Disonansi kognitif terjadi bila kehidupan psikologis kita tidak harmonis.
Eman adalah seorang perokok berat, ketika bermunculan himbauan-himbauan tentang bahaya merokok bagi kesehatan, ia selalu mengatakan akan berhenti merokok. Tetapi kenyataannya tidak, dan ia tidak lagi berbicara tentang rencana menghentikan kebiasaan tersebut. Tampaknya ia tetap menikmati kebiasaan merokoknya. Suatu saat bila ia didesak tentang hal itu, iapun mengatakan bahwa ia sesungguhnya tahu dan harus berhenti merokok, tapi hidupnya kini sangat tertekan, sehingga ia tidakdapat berhenti merokok sekarang ini.
Ini menunjukkan bagaimana terjadinya disonansi kognitif. Keadaan tersebut bagi kita sesungguhnya tidak enak. Bila terjadi disonansi, ada sesuatu yang harus dilepas, atau ada ketidaksesuaian antara suatu keyakinan dengan keyakinan-keyakinan atau sikap yang penting. Bersikeras mempertahankan kedua-duanya, akan terasa sangat menyiksa. Pikiran Eman yang pertama adalah berhenti merokok, tetapi ia tidak sanggup melakukannya. Kemudian ia mengabaikan peringatan tentang kesehatan (menganggap bahwa peringatan tersebut bukan ditujukan kepadanya) dan ia dapat terus merokok dengan santai. Ketika ia diberitahu untuk memperhatikan peringatan-peringatan ini, ia meyakinkan dirinya bahwa nanti ia akan berhenti merokok, ia menggunakan beberapa cara disonansi kognitif untuk mengatakan hal itu.
Dua cara lain untuk menghadapi disonansi adalah dengan reaksi “anggur yang masam” dan “Jeruk yang manis”. Kita mencoba meyakinkan diri bahwa sebenarnya kita tidak menginginkan apa yang tidak dapat kita peroleh, atau bahwa kita menyenangi sesuatu yang tidak kita kehendaki tetapi kita tidak dapat melepaskannya. Kita juga dapat mengatasinya dengan mengusahakan persesuaian pendapat tentang keyakinan tertentu yang penting untuk memperkuat keyakinan kita yang kurang kokoh.
F. Gaya Interpersonal
Gaya interpersonal berkaitan dengan cara kita memperlakukan orang lain dan perlakuan orang lain terhadap diri kita sesuai dengan yang kita harapkan. Orang dewasa seperti halnya anak-anak, berbeda caranya berkomunikasi dengan orang lain. Ada orang yang hanya sedikit memberikan andil bagi orang lain, tetapi banyak sekali yang mengharapkan dari andil orang lain. Ada orang yang memanfaatkan kemarahan yang meluap-luap untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan atau membisu atau menarik diri bila keadaan dirasakannya tidak menyenangkan. Ada pula yang mencoba mempermainkan atau “memanfaatkan” orang lain dan adapula yang sangat menghargai orang lain dan memperlakukannya sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Seperti halnya gaya moral, kita mengikuti suatu cara tertentu dalam menuju kematangan hubungan pergaulan.
G. Tahap Impulsif
Tina mempertimbangkan masalah-masalah moral hanya pada saat-saat ia menemui kesulitan. Tampaknya ia tidak mengerti bahwa orang membutuhkan peraturan-peraturan mengenai perilaku dalam kehidupan bersama. Baginya, suatu perbuatan yang tercela hanyalah perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum, Tina hidup menurut impulsnya ; adakalanya ia mabuk-mabukan dan termasuk orang yang “bermurah hati” dalam kehidupan seksual.
Bila mengalami frustasi atau marah, Tina suka mengamuk. Ia memandang orang lain sebagai sumber masukan, dan menilai diri mereka dari seberapa banyak bantuan orang tersebut kepadanya. Dalam pandangannya yang terpusat pada diri sendiri itu, ia mengabaikan perasaan dan keinginan orang lain. Bila masalah interpersonal menjadi terlalu sulit, ia akan dengan serta merta melarikan diri dari keadaan, tidak berusaha memperbaiki dan mencarikan solusi dari permasalahan yang muncul tapi bahkan mengakhiri suatu hubungan interpersonal. Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan
Tipe Kepribadian dalam Psikologi
Dlm dunia psikologi, dikenal yg namanya 4 tipe kepribadian: Sanguinis, Melankolis, Koleris & Plegmatis, atau ada jg yg langsung mengkategorikannya sesuai dgn sifat dominan masing2 tipe, yaitu: Sanguinis Populer, Melankolis Sempurna, Koleris Kuat & Plegmatis Damai. nah trus saya & anda termasuk yg mana? sok atuh disimak yg berikut ini
KOLERIS pada umumnya mempunyai:
KEKUATAN:
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat
KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer
kalau MELANKOLIS:
KEKUATAN:
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain
KELEMAHAN:
* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan
kalau PLEGMATIS:
KEKUATAN:
* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai
KELEMAHAN:
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.
kalau SANGUINIS:
KEKUATAN:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan
KELEMAHAN:
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".
Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
Sejarah Islam dibagi menjadi tiga periode, yaitu:
Periode Klasik (650-1250 M), merupakan zaman kemajuan. Periode ini dibagi dua fase:
Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M).
Fase disintegrasi (1000-1250 M).
Periode Pertengahan (1250-1800 M), terdiri dari dua fase:
Fase kemunduran (1250-1500 M).
Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M).
Periode Modern (1800-sekarang), merupakan periode kebangkitan umat Islam.
A. Kesultanan Usmani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol. Awalnya datang ke Turki untuk meminta suaka politik kepada penguasa Seljuk dari serangan tentara Mongol. Usman dipercaya menjadi panglima perang Dinasti Seljuk menggantikan ayahnya. Setelah Sultan Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak itu berdirilah Dinasti Usmani.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki. Berasal dari suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah satunya suku Kayi. Usman bergelar “Pedisyah Al-Usman”, dibawah kepemimpinannya wilayah kesultanan semakin luas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M). Pada masa pemerintahan Muhammad Al-Fatih Kesultanan Usmani mengalami puncak kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah Byzantum serta Konstantinopel (1453 M).
1. Pemerintahan dan Militer
Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana menteri atau Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat bupati atau As-sawaziq atau Al-alawiyah.
Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya berjalan baik. Muncul kelompok elite militer yang disebut janissary atau inkrisyriyah pada masa Orkhan bin Usman, kelompok ini merupakan kelompok penghancur negeri non-muslim.
2. Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan meluasnya wilayah, yaitu kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani mengambil ajaran tentang etika dan tat krama dari kebudayaan Persia, organisasi dan kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid yang bagus serta kaligrafi indah.
3. Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak pengaruhnya dibidang militer, dan Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di lingkungan pejabat pemerintahan.
B. Kerajaan Safawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran). Awalnya sebuah gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang menjadi gerakan politik, dipimpin oleh Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini memasuki wilayah politik dan pemerintahan karena merupakan tarekat militer yang para pengikutnya berkeinginan memainkan peran politik untuk memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan politik dipertajam pada pemerintahan Ismail, sehingga Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan Safawi. Dibentuk semacam kesatuan tentara agama atau Qizilbasy (si kepala merah) pada pemerintahan Haidar.
Ismal menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara. Sebelumnya Persia berada di bawah kekuaaan Suni, maka ia mendatangkan ulama Syiah dari Iraq, Bahrein, dan Libanon untuk tujuannya. Program ini mengalami pertentangan yang berat, karena tidak mudah mengubah ideologi rakyat dari Suni ke Syiah. Banyak pula sastrawan dan ulama Suni yang dibunuh demi penerapan Syiah ini. Syah Ismail terus melanjutkan penaklukan sampai ke seluruh Iran, Heart maupun Diyarbakr (Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan Qizilbasy.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin melepaskan diri dari ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia membentuk kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598.
1. Pemerintahan dan Politik
Terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan, dan pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua jenis, istana (dargah) dan sekretariat negara (divan atau mamalik). Penyelenggaraan negara dipercayakan kepada para amir (kepala suku) tingkat atas dan wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga yang tercakup dalam dewan tersebut (majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan istana, sekretaris pribadi Syah, dan kepala intelejen.
2. Ekonomi
Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat di bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas keamanan yang dinamis dan situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan semakin maju. Di bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan Sabit yang subur.
3. Ilmu Pengetahuan
Didirikan lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu sekolah teologi untuk lebih memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan Safawi antara lain, Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Juba’i, Muhammad Baqir Astarabadi, Sarudin Muhammad bin Ibrahim Syirazi, dan Muhammad Baqir Majlisi.
4. Bangunan dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan gaya arsitektur yang indah. Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan hasil dari kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.
C. Kerajaan Mogul
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India. Babur diwarisi daerah Ferghana dari ayahnya ketika berusia 11 tahun. Berdirinya Kerajaan Mogul di India menimbulkan serangan dari Kerajaan Hindu, serangan ini dapat dikalahkan oleh Babur. Babur memerintah selama 30 tahun, setelah wafat digantikan putranya, Humayun yang hanya memerintah selama 9 tahun karena kondisi dalam negeri tidak aman dengan munculnya pemberontakan. Humayun meninggal dan digantikan oleh anaknya yang berusia 14 tahun, Akbar. Urusan pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan. Ketika Akbar dewasa, ia memperluas wilayah dengan menaklukan daerah Chundar, Ghond, Orisa, dan Asingah. Pemerintahan dijalankan secara militeristik, pemimpin daerah dipimpin ileh seorang komandan (sipah saleh). Terjadi kemajuan di berbagai bidang, misalnya ekonomi dan pertanian, yang dipacu oleh stabilitas politik yang aman dan pemerintahan yang stabil. Karya Malik Muhammad Jayadi yang berjudul “Padmayat” menjadi karya sastra yang paling menonjol. Demikian juga pembangunan masjid indah dan megah yang berlapis mutiara yang disebut “Taj Mahal”.
D. Manfaat Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan
Beberapa manfaat dari sejarah perkembangan Islam abad pertengahan diantaranya:
1. Jiwa dan semangat persatuan serta kesatuan yang dibina oleh tiga kerajaan besar dapat membangun kerajaan pada zamannya.
2. Kerja keras dan pantang menyerah yang dilakukan oleh rakyat dan pemimpin pada masa pertengahan telah membuahkan hasil yang gemilang.
3. Kreativitas dan ketekunan yang dimiliki para ilmuwan pada masa pertengahan telah melahirkan berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan kebudayaan.
E. Pengaruh Perkembangan Islam Abad Pertengahan
Terhadap Umat Islam di Indonesia
Pengaruh perkembangan Islam abad pertengahan terhadap umat Islam di Indonesia antara lain:
1. Muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi rasional.
2. Berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3. Muncul madzab yang sangat besar yaitu Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi.
4. Memberikan pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5. Mengembangkan syiar Islam sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.
Sholat Jumat
Salat Jum’at ialah salat dua rakaat yang dikerjakan secara berjamaah dilaksanakan di hari jum’at pada waktu Zuhur yang didahului dengan dua khotbah. Dalil naqli tentang perintah salat Jum’at terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Jumu’ah ayat 9.
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (Q.S. Al-Jumuah: 9).
Kewajiban salat Jum’at bagi setiap muslim hukumnya adalah fardu ain, yakni kewajiban yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap individu. Untuk menekankan wajibnya mengerjakan salat Jum’at, Rasulullah saw. bersabda dalam hadisnya yang terkenal yaitu
Jum’at itu hak yang wajib dikerjakan oleh setiap orang Islam dengan berjamaah, kecuali empat macam orang, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak, dan orang sakit. (H.R. Abu Dawud dari Tariq bin Syihab, no. )
Dari hadis diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kewajiban menjalankan salat Jum’at bagi setiap muslim, kecuali Hamba sahaya, Muslim wanita (muslimat), Anak-anak, dan orang yang sedang sakit.
Karena hukumnya adalah fardu ‘ain, maka barang siapa yang dengan sengaja meninggalkannya maka akan berdosa. Rasulullah dalam sabdanya menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan salat Jum’at tiga kali berturut-turut akan ditutup hatinya oleh Allah swt.
Syarat dan Rukun Khotbah Jum’at
Sebelum melaksanakan salat jum’at terlebih dahulu dibacakan khotbah oleh khatib. Mendengarkan khotbah merupakan satu rangkaian dalam pelaksanaan salat jum’at. Jadi mengikuti khotbah sebelum salat jum’at hukumnya wajib. Sebagai satu kesatuan khotbah memiliki persyaratan dan rukun yang harus dipenuhi.
Syarat khotbah Jum’at
Syarat khotbah jum’at adalah hal-hal yang haris dipenuhi oleh seseorang yang akan membaca khotbah, yaitu:
1. Khatib harus suci dari hadas dan najis.
2. Menutup aurat.
3. Memulai khotbah setelah masuk waktu Zuhur.
4. Membaca khotbah dengan berdiri jika mampu.
5. Khatib duduk sejenak diantara dua khotbah untuk menandai selesainya khotbah pertama dan akan dibacanya khotbah kedua.
6. Membaca khotbah dengan suara lantang.
Rukun khotbah Jum’at
Rukun khotbah jum’at adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi saat membaca khotbah, yaitu
1. Membaca tahmid, yaitu membaca pujian kepada Allah swt.
2. Membaca salawat kepada Rasulullah saw.
3. Mengucapkan dua kalimah syahadat.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Setiap khotbah yang tidak dibaca syahadat didalamnya bagaikan tangan yang terpotong. (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
4. Khatib berwasiat ketakwaan kepada jamaah salat jum’at
5. Membaca ayat Al Qur’an pada salah satu khotbah.
6. Berdoa yang ditujukan kepada kaum muslimin yang berisikan permohonan ampunan.
Kesunahan Salat Jum’at
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seseorang yang akan menunaikan salat jum’at. Ada kesunahan-kesunahan yang jika dikerjakan oleh seseorang, maka ia akan mendapatkan pahala tambahan.
Saat akan berangkat salat jum’at kita disunahkan untuk mandi, berpakaian yang bagus terutama baju putih dam memakai wangi wangian.
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:
Sepantasnyalah tiap muslim itu mandi dan berharum-haruman, serta menggosok gigi pada hari jum’at. (H.R. Ahmad)
Disunahkan bagi kita untuk datang lebih awal ke masjid dan mengambil saf paling depan, sebelum duduk di sunahkan bagi kita untuk menjalankan salat tahiyatul masjid dua rakaat. Setelah azan dikumandangkan sunah bagi kita mengerjakan salat dua rakaat qabliyah Jum’at.
Mendengarkan khotbah adalah salah satu kewajiban bagi seseorang yang melaksanakan salat Jum’at. Setelah selesai salat Jum’at, disunahkan untuk salat sunah dua rakaat bakdiyah Jum’at.
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (Q.S. Al-Jumuah: 9).
Kewajiban salat Jum’at bagi setiap muslim hukumnya adalah fardu ain, yakni kewajiban yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap individu. Untuk menekankan wajibnya mengerjakan salat Jum’at, Rasulullah saw. bersabda dalam hadisnya yang terkenal yaitu
Jum’at itu hak yang wajib dikerjakan oleh setiap orang Islam dengan berjamaah, kecuali empat macam orang, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak, dan orang sakit. (H.R. Abu Dawud dari Tariq bin Syihab, no. )
Dari hadis diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kewajiban menjalankan salat Jum’at bagi setiap muslim, kecuali Hamba sahaya, Muslim wanita (muslimat), Anak-anak, dan orang yang sedang sakit.
Karena hukumnya adalah fardu ‘ain, maka barang siapa yang dengan sengaja meninggalkannya maka akan berdosa. Rasulullah dalam sabdanya menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan salat Jum’at tiga kali berturut-turut akan ditutup hatinya oleh Allah swt.
Syarat dan Rukun Khotbah Jum’at
Sebelum melaksanakan salat jum’at terlebih dahulu dibacakan khotbah oleh khatib. Mendengarkan khotbah merupakan satu rangkaian dalam pelaksanaan salat jum’at. Jadi mengikuti khotbah sebelum salat jum’at hukumnya wajib. Sebagai satu kesatuan khotbah memiliki persyaratan dan rukun yang harus dipenuhi.
Syarat khotbah Jum’at
Syarat khotbah jum’at adalah hal-hal yang haris dipenuhi oleh seseorang yang akan membaca khotbah, yaitu:
1. Khatib harus suci dari hadas dan najis.
2. Menutup aurat.
3. Memulai khotbah setelah masuk waktu Zuhur.
4. Membaca khotbah dengan berdiri jika mampu.
5. Khatib duduk sejenak diantara dua khotbah untuk menandai selesainya khotbah pertama dan akan dibacanya khotbah kedua.
6. Membaca khotbah dengan suara lantang.
Rukun khotbah Jum’at
Rukun khotbah jum’at adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi saat membaca khotbah, yaitu
1. Membaca tahmid, yaitu membaca pujian kepada Allah swt.
2. Membaca salawat kepada Rasulullah saw.
3. Mengucapkan dua kalimah syahadat.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Setiap khotbah yang tidak dibaca syahadat didalamnya bagaikan tangan yang terpotong. (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
4. Khatib berwasiat ketakwaan kepada jamaah salat jum’at
5. Membaca ayat Al Qur’an pada salah satu khotbah.
6. Berdoa yang ditujukan kepada kaum muslimin yang berisikan permohonan ampunan.
Kesunahan Salat Jum’at
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seseorang yang akan menunaikan salat jum’at. Ada kesunahan-kesunahan yang jika dikerjakan oleh seseorang, maka ia akan mendapatkan pahala tambahan.
Saat akan berangkat salat jum’at kita disunahkan untuk mandi, berpakaian yang bagus terutama baju putih dam memakai wangi wangian.
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:
Sepantasnyalah tiap muslim itu mandi dan berharum-haruman, serta menggosok gigi pada hari jum’at. (H.R. Ahmad)
Disunahkan bagi kita untuk datang lebih awal ke masjid dan mengambil saf paling depan, sebelum duduk di sunahkan bagi kita untuk menjalankan salat tahiyatul masjid dua rakaat. Setelah azan dikumandangkan sunah bagi kita mengerjakan salat dua rakaat qabliyah Jum’at.
Mendengarkan khotbah adalah salah satu kewajiban bagi seseorang yang melaksanakan salat Jum’at. Setelah selesai salat Jum’at, disunahkan untuk salat sunah dua rakaat bakdiyah Jum’at.
Qonaah dan Tasamuh
A. Qonaah
Qanaah artinya merasa cukup terhadap pemberian rezeki dari Allah swt. Qona’ah adalah rela dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menghindari rasa tidak puas dalam menerima pemberian dari Allah swt. Dengan sikap inilah maka jiwa akan menjadi tentram dan terjauh dari sifat serakah atau tamak.
Lawan kata dari qanaah ini adalah tamak. Orang yang tamak selalu merasa kurang, walaupun dia sudah mendapatkan karunia dan rezeki dari Allah swt. Tamak identik dengan rakus, semuanya ingin dimiliki. Sudah mempunyai ini, ingin juga yang itu; sudah punya itu, masih ingin yang lain. Bahayanya apabila orang tamak tidak lagi memerhatikan yang halal maupun yang haram.
Artinya: “Bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan
jiwa.” (HR. Bukhari-Muslim)
Manfaat memiliki sikap Qanaah sebagai berikut:
1. Hidupnya selalu merasa lebih tenang dan tentram.
2. Menumbuhkan sikap optimis dalam setiap usaha
3. Tidak mudah berputus asa.
4. Mampu menjauhkan dari sikap hasud (iri) atas keberhasilan orang lain.
5. Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah.
6. Memiliki pola hidup sederhana.
B. Tasamuh
Menurut bahasa, Tasamuh artinya toleransi. Menurut istilah saling menghargai antara sesama manusia. Tasamuh atau toleransi ini sendiri merupakan salah satu pilar dalam ajaran Islam. Agama Islam cinta damai dan mengajarkan kedamaian. Bangsa Arab yang dulunya merupakan bangsa yang suka bertikai antarkelompok, antarkabilah, dan antarsuku, dengan kedatangan Islam mereka menjadi bangsa yang damai.
Kunci dari perdamaian itu adalah adanya kesadaran bertoleransi antarkelompok dan antarindividu. Dengan demikian, umat Islam yang benar-benar memahami ajarannya, tentu harus bersikap toleran, baik kepada saudara-saudaranya sesama Islam maupun kepada orang yang beragama selain Islam.
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Sholat Jama' dan Qoshor
Salat Jamak
Menurut bahasa, jamak artinya mengumpulkan, menurut istilah, salat jamak adalah mengumpulkan dua salat fardu dalam satu waktu yang dilakukan secara berurutan. Misalnya, salat Zuhur dikerjakan dengan salat Asar.
Jadi, salat Jamak merupakan keinginan yang diperbolehkan dikarenakan sebab-sebab tertentu.
Berbeda dengan menjamak salat Zuhur dan Asar di Arafah dan menjamak salat Magrib dengan Isya ketika bermalam di Muzdalifah. Menjamak di kedua tempat tersebut adalah ketetapan baku yang hukumnya wajib karena tidak memiliki pilihan lain
Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. mengerjakan salat Zuhur dan salat Asar di Arafah dengan satu azan dan dua ikamah.
Hukum melaksanakan salat Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang yang dalam perjalanan dan syarat-syaratnya mencukupi.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Dari Muaz bahwasanya Nabi Muhammad saw. dalam Perang Tabuk apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan salat Zuhur sehingga beliau kumpulkan pada salat Asar (beliau salat Zuhur dan Asar pada waktu Asar). Jika beliau berangkat sesudah tergelincir matahari beliau melaksanakan salat Zuhur dan salat Asar sekaligus, kemudian beliau berjalan. Jika beliau berangkat sebelum Magrib, beliau mengakhirkan salat Maghrib sehingga beliau mengerjakan salat Magrib beserta Isya, dan jika beliau berangkat sesudah waktu Magrib, beliau mengerjakan salat Isya beserta Magrib. (H.R.Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmizi)
Salat Qasar
Qasar artinya meringkas atau memendekkan. Salat Qasar ialah melaksanakan salat fardu dengan cara meringkas jumlah rakaatnya dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Salat yang dapat diqasar adalah salat Zuhur, Asar, dan Isya. Sementara itu, salat Magrib tetap tiga rakaat dan salat Subuh juga dua rakaat. Disyariatkannya mengasar salat termasuk rukhsah (keringanan). Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt. berikut.
Artinya:
101. Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qa¡ar salat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(Q.S. an-Nisa’101)
Pengertian Salat Jamak Qasar
Salat Jamak Qasar adalah dua salat fardu yang dikerjakan secara berurutan dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Apabila dikerjakan pada waktu salat yang awal, disebut salat Jamak Qasar Takdim. Apabila dikerjakan pada waktu salat yang akhir, disebut salat Jamak Qasar Takhir.
Macam-Macam Salat Jamak
Salat Jamak dibagi menjadi dua macam, yaitu salat Jamak Takdim dan salat Jamak Takhir. Salat Jamak Takdim adalah mengerjakan salat dengan menjamaknya pada waktu salat yang awal. Contoh, salat Zuhur dan dan salat Asar dijamak pada awal waktu salat Zuhur atau mengerjakan salat Magrib dan salat Isya pada awal waktu salat Isya.
Salat Jamak Takhir adalah mengerjakan salat dengan menjamaknya pada waktu salat yang akhir. Contoh, salat Zuhur dan salat Asar dikerjakan pada waktu salat Asar atau salat Magrib dan salat Isya dikerjakan pada waktu salat Isya.
Salat yang boleh dijamak dan diqasar
Menurut sunah Rasulullah saw., salat yang boleh dijamak ialah salat Zuhur dengan salat Asar dan salat Magrib dengan salat Isya. Salat Subuh tidak boleh dijamak sehingga salat Subuh harus dilaksanakan secara terpisah dari salat yang lain. Jadi, salat Subuh tetap dilaksanakan pada waktunya. Adapun salat yang boleh diqasar adalah salat yang jumlah rakaatnya empat. Dengan demikian, salat Magrib dan subuh tidak boleh diqasar. Salat Magrib dan subuh tetap dilakukan tiga rakaat dan dua rakaat.
Syarat Salat Jamak dan Qasar
Setiap orang Islam diperbolehkan menjamak salat apabila terpenuhi syarat sebagai berikut.
1. Sebagai musafir atau sedang bepergian
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Dari Muaz bahwasanya Nabi Muhammad saw. dalam Perang Tabuk apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan salat Zuhur sehingga beliau kumpulkan pada salat Asar (beliau salat Zuhur dan Asar pada waktu Asar). Jika beliau berangkat sesudah tergelincir matahari beliau melaksanakan salat Zuhur dan salat Asar sekaligus, kemudian beliau berjalan. Jika beliau berangkat sebelum Magrib, beliau mengakhirkan salat Maghrib sehingga beliau mengerjakan salat Magrib beserta Isya, dan jika beliau berangkat sesudah waktu Magrib, beliau mengerjakan salat Isya beserta Magrib. (H.R.Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmizi)
2. Dalam keadaan tertentu, seperti Turun Hujan Lebat
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Sesungguhnya Nabi saw. menjamak salat Magrib dengan Isya di malam hujan turun. (H.R. al-Asram dari Salamah bin Abdulrahman)
3. Keadaan Sakit
Imam Ahmad, Qadli Husain, Al-Khatthabi, dan Al-Mutawalli dari golongan Syafi’i sependapat dalam hal ini, baik menjamak secara takdim maupun takhir. Alasan yang dikemukakan adalah karena dalam kondisi sakit lebih sulit untuk untuk melaksanakan salat secara tertib lima waktu jika dibandingkan dengan alasan hujan. Berkata An-Nawawi, ”Dari segi alasan, pendapat ini adalah kuat,”
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Rasulullah saw. pernah menjamak salat Zuhur dengan Asar serta Magrib dengan Isya di Madinah, bukan karena hujan atau ketakutan. Lalu ditanyakan orang kepada Ibnu Abbas, ”Kenapa Nabi saw. berbuat begitu?” Ujarnya, ”Maksudnya ialah agar beliau tidak menyusahkan umatnya.” (H.R. Muslim)
4. Ada keperluan penting lainnya, seperti dalam keadaan takut (khauf) Allah swt. Berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 101 di atas
Sesungguhnya agama Islam memberi keringanan dalam pelaksanaan salat fardu sebagaimana diatas, hendaknya kita tidak mempermudah untuk menjamak atau mengqasar salat jika tidak ada alasan yang dapat dibenarkan oleh syarak. Mengenai syarat sah mengqasar salat, para ulama berbeda paham (terjadi khilafiah). Tidak kurang dari dua puluh pendapat dalam hal ini. Sementara itu, ada ulama yang menetapkan bahwa diperbolehkannya mengqasar salat ialah mengembalikan masalah ini pada Surah An-Nisa’ ayat 101. Berdasarkan ayat tersebut tidak dijelaskan jarak bepergian. Oleh sebab itu, kiranya kita dapat mengambil kebijakan sendiri dalam hal ini.
Syarat sah mengqasar salat sebagai berikut.
1. Salat Qasar boleh dilakukan bagi mereka yang dalam perjalanan.
Dalam sebuah hadis, diriwayatkan yang artinya:
Dari Syu’bah berkata, Saya telah bertanya kepada Anas tentang mengqasar salat. ”Apabila Rasulullah saw. berjalan (bepergian) sejauh tiga farsakh, beliau salat dua rakaat.” .(H.R. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)
Pengertian tiga farsakh sama dengan 25,92 km. Sebagaimana ulama mensyaratkan bahwa perjalanan tersebut sekurang-kurangnya tiga mil (90,64 km)
Jarak perlajanan adalah jarak yang memperbolehkan untuk mengqasar salat.
2. Perjalanan yang dilakukan diniatkan untuk kebaikan, bukan untuk maksiat.
Niat mengqasar ketika melakukan takbiratulihram.
Tata Cara Salat Jamak
Salat Jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu salat Jmak takdim dan salat Jamak Takhir.
1) Cara melaksanakan salat jamak takdim
a. Salat Zuhur dan salat Asar dikerjakan pada waktu Salat Zuhur.
b. Salat Magrib dan salat Isya dikerjakan pada waktu Salat Magrib.
2) Cara Melaksanakan Salat Jamak Takhir
a. Salat Zuhur dan salat Asar dikerjakan pada waktu Salat Asar
b. Salat Magrib dan salat Isya dikerjakan pada waktu Salat Isya.
Menurut bahasa, jamak artinya mengumpulkan, menurut istilah, salat jamak adalah mengumpulkan dua salat fardu dalam satu waktu yang dilakukan secara berurutan. Misalnya, salat Zuhur dikerjakan dengan salat Asar.
Jadi, salat Jamak merupakan keinginan yang diperbolehkan dikarenakan sebab-sebab tertentu.
Berbeda dengan menjamak salat Zuhur dan Asar di Arafah dan menjamak salat Magrib dengan Isya ketika bermalam di Muzdalifah. Menjamak di kedua tempat tersebut adalah ketetapan baku yang hukumnya wajib karena tidak memiliki pilihan lain
Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. mengerjakan salat Zuhur dan salat Asar di Arafah dengan satu azan dan dua ikamah.
Hukum melaksanakan salat Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang yang dalam perjalanan dan syarat-syaratnya mencukupi.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Dari Muaz bahwasanya Nabi Muhammad saw. dalam Perang Tabuk apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan salat Zuhur sehingga beliau kumpulkan pada salat Asar (beliau salat Zuhur dan Asar pada waktu Asar). Jika beliau berangkat sesudah tergelincir matahari beliau melaksanakan salat Zuhur dan salat Asar sekaligus, kemudian beliau berjalan. Jika beliau berangkat sebelum Magrib, beliau mengakhirkan salat Maghrib sehingga beliau mengerjakan salat Magrib beserta Isya, dan jika beliau berangkat sesudah waktu Magrib, beliau mengerjakan salat Isya beserta Magrib. (H.R.Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmizi)
Salat Qasar
Qasar artinya meringkas atau memendekkan. Salat Qasar ialah melaksanakan salat fardu dengan cara meringkas jumlah rakaatnya dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Salat yang dapat diqasar adalah salat Zuhur, Asar, dan Isya. Sementara itu, salat Magrib tetap tiga rakaat dan salat Subuh juga dua rakaat. Disyariatkannya mengasar salat termasuk rukhsah (keringanan). Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt. berikut.
Artinya:
101. Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qa¡ar salat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(Q.S. an-Nisa’101)
Pengertian Salat Jamak Qasar
Salat Jamak Qasar adalah dua salat fardu yang dikerjakan secara berurutan dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Apabila dikerjakan pada waktu salat yang awal, disebut salat Jamak Qasar Takdim. Apabila dikerjakan pada waktu salat yang akhir, disebut salat Jamak Qasar Takhir.
Macam-Macam Salat Jamak
Salat Jamak dibagi menjadi dua macam, yaitu salat Jamak Takdim dan salat Jamak Takhir. Salat Jamak Takdim adalah mengerjakan salat dengan menjamaknya pada waktu salat yang awal. Contoh, salat Zuhur dan dan salat Asar dijamak pada awal waktu salat Zuhur atau mengerjakan salat Magrib dan salat Isya pada awal waktu salat Isya.
Salat Jamak Takhir adalah mengerjakan salat dengan menjamaknya pada waktu salat yang akhir. Contoh, salat Zuhur dan salat Asar dikerjakan pada waktu salat Asar atau salat Magrib dan salat Isya dikerjakan pada waktu salat Isya.
Salat yang boleh dijamak dan diqasar
Menurut sunah Rasulullah saw., salat yang boleh dijamak ialah salat Zuhur dengan salat Asar dan salat Magrib dengan salat Isya. Salat Subuh tidak boleh dijamak sehingga salat Subuh harus dilaksanakan secara terpisah dari salat yang lain. Jadi, salat Subuh tetap dilaksanakan pada waktunya. Adapun salat yang boleh diqasar adalah salat yang jumlah rakaatnya empat. Dengan demikian, salat Magrib dan subuh tidak boleh diqasar. Salat Magrib dan subuh tetap dilakukan tiga rakaat dan dua rakaat.
Syarat Salat Jamak dan Qasar
Setiap orang Islam diperbolehkan menjamak salat apabila terpenuhi syarat sebagai berikut.
1. Sebagai musafir atau sedang bepergian
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Dari Muaz bahwasanya Nabi Muhammad saw. dalam Perang Tabuk apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan salat Zuhur sehingga beliau kumpulkan pada salat Asar (beliau salat Zuhur dan Asar pada waktu Asar). Jika beliau berangkat sesudah tergelincir matahari beliau melaksanakan salat Zuhur dan salat Asar sekaligus, kemudian beliau berjalan. Jika beliau berangkat sebelum Magrib, beliau mengakhirkan salat Maghrib sehingga beliau mengerjakan salat Magrib beserta Isya, dan jika beliau berangkat sesudah waktu Magrib, beliau mengerjakan salat Isya beserta Magrib. (H.R.Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmizi)
2. Dalam keadaan tertentu, seperti Turun Hujan Lebat
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Sesungguhnya Nabi saw. menjamak salat Magrib dengan Isya di malam hujan turun. (H.R. al-Asram dari Salamah bin Abdulrahman)
3. Keadaan Sakit
Imam Ahmad, Qadli Husain, Al-Khatthabi, dan Al-Mutawalli dari golongan Syafi’i sependapat dalam hal ini, baik menjamak secara takdim maupun takhir. Alasan yang dikemukakan adalah karena dalam kondisi sakit lebih sulit untuk untuk melaksanakan salat secara tertib lima waktu jika dibandingkan dengan alasan hujan. Berkata An-Nawawi, ”Dari segi alasan, pendapat ini adalah kuat,”
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Rasulullah saw. pernah menjamak salat Zuhur dengan Asar serta Magrib dengan Isya di Madinah, bukan karena hujan atau ketakutan. Lalu ditanyakan orang kepada Ibnu Abbas, ”Kenapa Nabi saw. berbuat begitu?” Ujarnya, ”Maksudnya ialah agar beliau tidak menyusahkan umatnya.” (H.R. Muslim)
4. Ada keperluan penting lainnya, seperti dalam keadaan takut (khauf) Allah swt. Berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 101 di atas
Sesungguhnya agama Islam memberi keringanan dalam pelaksanaan salat fardu sebagaimana diatas, hendaknya kita tidak mempermudah untuk menjamak atau mengqasar salat jika tidak ada alasan yang dapat dibenarkan oleh syarak. Mengenai syarat sah mengqasar salat, para ulama berbeda paham (terjadi khilafiah). Tidak kurang dari dua puluh pendapat dalam hal ini. Sementara itu, ada ulama yang menetapkan bahwa diperbolehkannya mengqasar salat ialah mengembalikan masalah ini pada Surah An-Nisa’ ayat 101. Berdasarkan ayat tersebut tidak dijelaskan jarak bepergian. Oleh sebab itu, kiranya kita dapat mengambil kebijakan sendiri dalam hal ini.
Syarat sah mengqasar salat sebagai berikut.
1. Salat Qasar boleh dilakukan bagi mereka yang dalam perjalanan.
Dalam sebuah hadis, diriwayatkan yang artinya:
Dari Syu’bah berkata, Saya telah bertanya kepada Anas tentang mengqasar salat. ”Apabila Rasulullah saw. berjalan (bepergian) sejauh tiga farsakh, beliau salat dua rakaat.” .(H.R. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)
Pengertian tiga farsakh sama dengan 25,92 km. Sebagaimana ulama mensyaratkan bahwa perjalanan tersebut sekurang-kurangnya tiga mil (90,64 km)
Jarak perlajanan adalah jarak yang memperbolehkan untuk mengqasar salat.
2. Perjalanan yang dilakukan diniatkan untuk kebaikan, bukan untuk maksiat.
Niat mengqasar ketika melakukan takbiratulihram.
Tata Cara Salat Jamak
Salat Jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu salat Jmak takdim dan salat Jamak Takhir.
1) Cara melaksanakan salat jamak takdim
a. Salat Zuhur dan salat Asar dikerjakan pada waktu Salat Zuhur.
b. Salat Magrib dan salat Isya dikerjakan pada waktu Salat Magrib.
2) Cara Melaksanakan Salat Jamak Takhir
a. Salat Zuhur dan salat Asar dikerjakan pada waktu Salat Asar
b. Salat Magrib dan salat Isya dikerjakan pada waktu Salat Isya.
Ilmuwan Islampada masa Bani Abbasiyah
1. Ibnu Sina (370 H – 428 H / 980 M – 1037 M)
Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah bin Sina (Ibnu Sina) adalah seorang ahli kedokteran Muslim. Ia dilahirkan di Bukhara 370 H/980 M. Beliaau dibesarkan di lembah Sungah Daljah dan Furat, tepi selatan Laut Kaspia, kawasan Bukhara. Di sana ia banyak belajar ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Ia mendalami filsafat, biologi dan kedokteran.
Pada usia 17 tahun, ia telah emmahami seluruh teori kedokteran melebihi sipa pun. Ibnu sina diangkat menjadi penasihat para dokter yang praktik pada masa itu. Ia dikenal sebagai Bapak Kedokteran Dunia. Bukunya yang terkenal adalah Qanun fi Al-Thibb (Dasar-Dasar Ilmu Kedokteran). Ia juga menulis buku berjudul Asy-Syifa' dan An-Najat.
2. Al-Farabi (870 M – 950 M)
Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzlagh al-Farabi dilahirkan di Farab dan meninggal di Aleppo. Pada masa kecil, ia dikenal sebagai anak yang cerdas. Ia banyak belajar ilmu agama, bahasa Arab, Turki dan Persia. Ia berpindah di Bagdad selama 20 tahun. Berikutnya pindah ke Haran untuk belajar filsafat Yunani kepada beberapa orang ahli seperti Yuhana bin Hailan.
Ia menguasai 70 bahasa, sehingga ia menguasai banyak ilmu pengetahuan, yang paling menonjol adalah ilmu mantik. Kemahirannya dalam ilmu mantik melebihi Aristoteles. Ia kemudian dikenal sebagai guru kedua dalam ilmu filsafat. Al-Farabi memasukkan ilmu logika dalam kebudayaan Arab.
Dalam bidang filsafat, AlFarabi lebih menitikberatkan pada persoalan kemanusiaan, seperti akhlak, kehidupan intelektual, politik dan seni. Ia termasuk ke dalam filsuf kemanusiaan dan berpendapat bahwa antara filsafat dan agama tidak bertentangan.
3. Ibnu Rusyd
Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd (w. 595 H / 1198 M) lahir di Kordoba, Spanyol. Ia dibesarkan dalam keluarga yang tegun menegakkan agama dan berpengetahuan luas. Neneknya seorang ahli fikih dan tokoh politik yang berpengaruh serta hakim agung di Andalusia.
Ibnu Rusyd belajar matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran kepada Ibnu Basykawal, Ibnu masarroh dan Abu Ja'far Harun. Beliau dikenal orang barat dengan nama Averroes, lewat karyanya yaitu Al-Kulliyat yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Pemikiran-pemikiran Ibnu Rusyd sangat berpengaruh di negara-negara Eropa, dan banyak dikaji di tingkat universitas. Ia adalah seorang tokoh muslim yang ahli dalam bidang filsafat dan kedokteran.
4. Al-Khawarizmi ( 780 M – 850 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. Ia termasuk tokoh dalam bidang matematika. Dia dikenal sebagai bapak Aljabar. Di barat, dikenal dengan sebutan Algoarismi / Algorism, yaitu aritmatika atau ilmu hitung desimal dengan menggunakan angka arab. Istilah algoritma disandarkan pada namanya tersebut. Ia juga ahli dalam bidang astronomi dan geografi.
Pemikiran Al-Kawarizmi dalam bidang matematika diakui oleh dunia, bahkan masih berpengaruh dan dimanfaatkan hingga sekarang. Hasil karyanya adalah penemuan angka nol, dan tabel-tabel trigonometri.
Aljabar dalam matematika merujuk pada karyanya, yaitu Hisab al-Jabr wal Muqabalah (kalkulasi integral dan persamaan). Ia memiliki karya tentang teori segitiga sama kaki, yang dijelaskan cara menghitung luas segitiga, jajar genjang, lingkaran, dan cara menghitung tinggi sebuah segitiga sampai pada harga phi (π), perbandingan keliling sebuah lingkaran terhadap garis tengah.
Karyanya dalam bidang astronomi adalah Zij As-Sindhind, yang menjelaskan tetnang penanggalan, perhitungan letak matahari, bulan dan planet-planet secara benar. Buku ini juga menjelaskan tetnang peredaran benda-benda angkasa, astrologi, perhitungan gerhana dan penampakan bulan.
Dalam bidang geografi, Al-Khawarizmi menuulis buku Surah Al-Ardh (bentuk bumi), yang membahas tentang garis lintang, garis bujur kota-kota, gunung-gunung, laut, pulau dan sungai-sungai pada peta bumi. Dialah yang pertama kali menciptakan geografi bumi dan menggambarkan peta Benua Afrika.
Para tokoh ilmuwan Muslim setelah Al-Khawarizmi adalah Al-Khazim, Giyatuddin Jamsid al-Kasyi, Abu Wafa Al-Bayazani dan Umar Khayam
Al-Khazim adalah ilmuwan muslim dalam bidang matematika yang mampu memecahkan soal-soal archimides. Ia berasal dari Khurasan. Karya-karyanya dalam bidang matematika antara lain Al-Masail Al-Adadiyah, Mathalib Juz'iyyah fil Qura Al-Mustaqimah dan Syakl Al-Katta.
Ghiyatuddin Jamsid al-Kasyi, adalah seorang tokoh dalam bindang ilmu falak. Teori bilangannya dan teknik komputasinya tidak ada yang menandingi saat itu. Ia berhasil memecahkan dalil binamial, menghitung nilai dan menciptakan mesin hitung. Hasil karyanya yang terkenal adalah Ar Risalah al-Muhtiyyah.
Abu Wafa Al-bayazani ahli dalam bidang astronomi dan matematika. Ia mengembangkan trigonometri. Karyanya antara lain Fi Ma Yahtaju Ilaihil Kitab wal Ummal min Ilmil Hisab. Yang mebahas tentang aritmetika. Alkamil yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Al Handasah yang ditulis dalam bahasa Rab dan persia.
5. Al-Ghazali
Al-Ghazali adalah seorang tokoh ahli tasawuf. Dia termasuk tokoh alrian tasawuf sunni, bersama Abu Qasim Al-Qusairi. Perkembangan ilmu tasawuf ditandai degnan peralihan dari tasawuf ke zuhud. Perkembangan selanjutnya adalah tasawuf akhlaki dan falsafi. Tasawuf falsafi berdasarkan pada AL_Qur'an dan Hadis. Tasawuf ini dinamakan tasawuf sunni.
Tasawuf falsafi bercampur dengan metafisika. Tasawuf ini disebtu tasawuf flsafat. Tokohnya adalah Zunnun Al-Misri dan Abu Yazid al Bustami. Al-Ghazali sebagai tokoh tasawuf, banyak mengkritik ahli filsafat, seperti yang tertuang dalam karyanya Tahafutul Falasifah maupun Tahafut al-Tahafut. Di antara karyanya yang terkenal adalah Ihya' Ulumuddin (Menghidupkan kembali ilmu-Ilmu agama), maupun 'Ajaibul Qalbi (keajaiban-keajaiban hati)
6. Ibnu Khaldun
Ibunu Khaldun disebtu sebagai bapak sosiologi islam. Lahir di Tunisia pada 732 H/1332 M dan meninggal pada 808 H/1406 M. Nama lengkapnya adalah Waliuddin Abddurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Al Hasan. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah. Kitab ini berisi pembahasan tentang masalah sosial manusia. Kitab ini membuka jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial. Dia dipandang sebagai peletak dasar ilmu sosial dan politik Islam.
Kehidupan nabi sebelum Hijrah
A. Dakwah Nabi Muhammad untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia
Setelah Nabi Miuhammad SAW menerima wahyu, maka secara resmi beliau telah diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat yang telah berada dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad SAW dimulai dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya ajaran beliau adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua Rasul ini telahberhasil membina bangsa Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang beriman dan henya menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut juga diperintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan berjalanya waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah menjadi kemusyrikan dengan menyembah patung dan berhala. Mereka (masyarakat makkah) tidak hanya mengalami kerusakan dalam hal aqidah, bahkan akhlaknya juga rusak.
Nabi Muhammad SAW sebagai rasul tidak henti-hentinya berusaha memperbaiki akhlak masyarakat yang sudah rusak tersebut. Sejak masih kecil, remaja, sampai dewasa Nabi Muhammad sudah dikenal oleh masayarakat Makkah sebagai orang yang mempunyai kepribadian baik, berbeda dengan kebanyakan orang saat itu. Penampilannya pun sederhana, bersahaja, dan berwibawa. Ketika ia berjalan badannya agak condong kedepan, melangkah sigap dan pasti. Raut mukanya menunjukkan pikirannya yang cerdas, tajam, dan jernih. Pandangan matanya menunjukkan keteduhan dan kewibawaan, membuatorang patuh kepadanya. Ia juga dikenal sebagai orang yang jujur dalam setiap perkataan maupun perbuatan. Dengan sifatnya yang demikian itu tidak heran bila Khadijah, majikannya menaruh simpati kepadanya, dan tidak pula mengherankan bila Muhammad diberi keleluasaan mengurus hartanya. Khadijah juga membiarkannya menggunakan waktu untuk berpikir dan menuangkan hasil pemikirannya. Akhirnya Muhammad dan Khadijah menikah menjadi sepasang suami istri yang sangat setia dan memiliki anak-anak yang shalih.
Seluruh penduduk Makkah memandangnya dengan rasa segan dan hormat. Muhammad bergaul dengan baik terhadap masyarakat sekitar. Bila ada yang mengajaknya bicara ia mendengarkan dan memperhatikannya tanpa menoleh kepada orang lain. Perilakunya yang demikian sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang menjadi sombong dan congkak ketika dihormati, dan marah-marah ketika merasa tidak dihormati. Bila bicara selalu bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu ia sesekali membuat humor dan bersenda-gurau. Sifatnya yang jujur tersebut juga sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang suka berbohong, membual, dan sulit dipercaya. Setiap bertemu orang Muhammad selalu tersenyum. Ia Bijaksana, murah hati dan mudah bergaul. Tapi ia juga mempunyai tujuan pasti, berkemauan kuat, tegas dan tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini berpadu dalam dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang bergaul dengan dia. Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba, sekaligus akan timbul rasa hormat, dan bagi orang yang terbiasa bergaul dengannya akan timbul rasa cinta kepadanya.
Muhammad menjalin hubungan baik kepada penduduk Makkah. Ia juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Sesudah pembangunan ka’bah tiba saatnya peletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut timur, maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Demikian memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara. Keluarga Abdud Dar dan keluarga ‘Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka mengangkat sumpah bersama. Keluarga Abdud Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan mereka dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. Karena itu lalu diberi nama La’aqatud Dam, yakni ‘jilatan darah.’ Abu Umayyah bin al-Mughira dari Bani Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka. Ia dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka:
"Serahkanlah putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini."
Tatkala mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: "Ini al-Amin (orang yang terpercaya) ; kami dapat menerima keputusannya." Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepada Muhammad. Iapun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu. Ia berpikir sebentar, lalu katanya: "Kemarikan sehelai kain," katanya. Setelah kain dibawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itu lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya; "Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini." Mereka bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu untuk diletakkan. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dari kain dan meletakkannya di tempatnya. Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Quraisy menyelesaikan bangunan Ka’bah sampai setinggi delapanbelas hasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari tanah sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di dalam Ka’bah itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat sebelah dalam dipasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu meletakkan Hubal di dalam Ka’bah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang berharga lainnya, yang sebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran pencurian.
Kejadian ini berlangsung saat Muhammad berusia 35 tahun, dan keputusannya mengambil batu dan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain dan diletakkan di tempatnya dalam Ka’bah, menunjukkan betapa tingginya kedudukannya dimata penduduk Makkah, betapa besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar. Pada tahun 611 M, waktu itu Muhammad berusia 40 tahun beliau menerima wahyu yang pertama. Di puncak Gunung Hira, – sejauh dua farsakh sebelah utara Makkah – terletak sebuah gua yang sangat kondusif untuk tempat menyendiri (berkhalwat). Sepanjang bulan Ramadan tiap tahun Muhammad pergi ke sana dan berdiam di tempat itu. Ia tekun dalam merenung dan beribadah, menjauhkan diri dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari Kebenaran tentang keberadaan Tuhan dan merenungkan keboborokan perilaku sehari-hari masyarakat Arab saat itu. Demikian kuatnya ia merenung mencari hakikat kebenaran itu, sehingga lupa ia akan dirinya, lupa makan, lupa segala yang ada dalam hidup ini. Sebab, segala yang dilihatnya dalam kehidupan manusia sekitarnya, bukanlah suatu kebenaran. . Ketika itulah ia percaya bahwa masyarakatnya telah tersesat, jauh dari kebenaran.Keyakinan mereka terhadap keberadaan Tuhan telah rusak karena tunduk kepada khayal berhala-berhala serta kepercayaan-kepercayaan semacamnya.
Berhala-berhala yang tidak berguna, tidak menciptakan dan tidak pula mendatangkan rejeki, tak dapat memberi perlindungan kepada siapapun yang ditimpa bahaya tidak selayaknya dipuja dan disembah. Hubal, Lata dan ‘Uzza, dan semua patung-patung dan berhala-berhala yang terpancang di dalam dan di sekitar Ka’bah, tak pernah menciptakan seekor lalat sekalipun, atau akan mendatangkan suatu kebaikan bagi Makkah. Kebenaran itu datang dari Allah, Khalik seluruh alam, tak ada tuhan selain Dia. Kebenaran itu ialah Allah Pemelihara semesta alam. Dialah Maha Rahman dan Maha Rahim.
Kebenaran itu ialah bahwa manusia dinilai berdasarkan perbuatannya. "Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat atompun akan dilihatNya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat atompun akan dilihatNya pula." (Qur’an, 99:7-8) Dan bahwa surga itu benar adanya dan neraka juga benar adanya. Mereka yang menyembah tuhan selain Allah mereka itulah menghuni neraka, tempat tinggal dan kediaman yang paling durhaka. Tatkala ia sedang bertahanuth, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata kepadanya: "Bacalah!" Dengan terkejut Muhammad menjawab: "Saya tak dapat membaca". Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan lagi seraya katanya lagi: "Bacalah!" Masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab: "Apa yang akan saya baca."
Seterusnya malaikat itu berkata: "Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya …" Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun pergi, setelah kata-kata itu terpateri dalam kalbunya.
Setelah menerima wahyu yang pertama itu maka Muhammad menjadi seorang utusan (rasul), sehingga dia mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia. Setelah menjadi rasul, maka sifat-sifat mulia yang dimilikinya tdak hanya dimilikinya sendiri, namun dia harus mengajarkan dan memberi teladan kepada umat manusia untuk berakhlak yang mulia. Nabi Muhammad bersabda :
Artinya : “Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak)” (HR Ahmad).
Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”. (QS Fathir : 10)
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak diukur dari harta, keturunan, suku, keindahan tubuh, kekuatan, maupun pangkat dan jabatannya dalam masyarakat.
Namun kemuliaan manusia terletak pada ketaatannya kepada Allah SWT dan kemuliaan akhlaknya, baik berupa sikap, perkataan, maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW memberikan ajaran yang sangat mulia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Padahal perilaku masyarakat Quraisy saat itu seringkali menyengsarakan orang lain,, mereka semena-mena terhadap orang-orang miskin apalagi terhadap budak-budak mereka. Betapa beratnya tugas Nabi Muhammad SAW untuk membina manusia agar berakhlak mulia ketika kondisi akhlaknya sudah buruk. Namun semua itu dilakukan beliau dengan penuh kesabaran dan dengan cara memberi teladan.
B. Nabi Muhammad Sebagai Rahmat bagi Alam Semesta.
Bagi orang-orang yang merasakan bahwa kehidupan para pembesar dan bangsawan Makkah yang sudah sesat dan keterlaluan, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka kehadiran Nabi Muhammad saw. seperti seteguk air saat mereka merasakan dahaga yang sudah sangat lama. Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar penyelesaian masalah tidak boleh dilakukan dnegan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab.
Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya maka dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya baik anak itu laki-laki maupun perempuan, sebaliknya anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw. Dengan demikian sesungguhnya Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam. Nabi tidak hanya diutus untuk penduduk Makkah saja, atau bagi bangsa Arab saja, namun nilai-nilai yang dibawanya adalah nilai-nilai universal yang dapat meningkatkan martabat umat manusia sehingga berbeda dengan binatang.
Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QَS Al Anbiya : 107}
C. Meneladani Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Makkah
Pada mulanya, dakwah Nabi Muhammad di Makkah dimulai dari sanak keluarga dan kerabat dekat. Itupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, di rumah salah seorang sahabat yang bernama Al Arqom bin Abil Arqom Al Makhzumi. Upaya tersebut membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Kurang lebih tiga tahun ada 39 orang yang menyatakan iman dan Islam, semuanya dari kerabat dekat dan sahabat-sahabat yang lain. Di antara kerabat dekat yang masuk Islam waktu itu antara lain Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah. Khadijah, istri nabi, orang yang cukup terpandang dan kaya raya. Abu Bakar, seorang dermawan yang kaya raya. Ali bin Abi Tholib, seorang pemuda yang cukup cerdas dan dihormati. Dengan masuk Islamnya orang-orang tersebut membawa pengaruh besar pada dakwah nabi sampai masa berikutnya. Karena orang-orang tersebut cukup dihormati di kalangan orang-orang Quraisy.
Di antara sahabat yang menyusul masuk Islam antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Fatimah binti Khatab serta suaminya (Said bin Zaid), Arqam bin Abil Arqam, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka termasuk “Assabiqunal Awwalun”, yakni orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. mendapat reaksi cukup keras dari para pemuka dan tokoh Quraisy, antara lain Abu Lahab (Abdul Uzza), Abu Jahal, Umar ibnu Khatab (sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi Muatih, Aswad bin Abdi Jaghuts, Hakam bin Abil Ash, Abu Sufyan bin Harb (sebelum masuk Islam), Ummu Jamil (istri Abu Lahab). Reaksi keras yang dilakukan oleh para tokoh Quraisy tersebut antara lain berupa ejekan, hinaan, hasutan, ancaman, dan penganiayaan secara fisik. Hal yang sama juga dilakukan kepada orang-orang Quraisy sendiri, agar tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad. Namun, Rasulullah tetap tabah dan sabar, dakwah pun tetap dijalankan. Bahkan semakin terang-terangan dan meluas ke wilayah lain.
Menghadapi sikap Rasulullah tersebut orang-orang Quraisy bertambah marah, bahkan pernah merencanakan akan melakukan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad. Rencana tersebut dilakukan menjelang Nabi Muhammad akan hijrah ke Madinah. Atas pertolongan Allah SWT, waktu itu Nabi selamat dari rencana pembunuhan tersebut. Kemudian bisa hijrah ke Madinah. Meskipun Nabi Muhammad saw. dengan susah payah dalam berdakwah karena mendapat tantangan dari Kaum Quraisy, tetapi makin hari makin didengar orang sehingga makin banyak pengikutnya. Dakwah Nabi Muhammad di Makah dilakukan kurang lebih selama 13 tahun, dan selebihnya selama 10 tahun Nabi Muhammad berada di Madinah. Ketika berdakwah di Makkah, tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah dan para sahabat begitu besar. Dari uraian sejarah di atas dapat diambil pelajaran yang sangat berharga dari cara cara dakwah Rasulullah yang harus diteladani oleh umat islam, antara lain adalah :
1. Nabi Muhammad berdakwah dengan keeladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Rasulullah saw. memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini tercermin dalam sebutan para pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam nyata-nyata diterapkan kesetaraan. 4. Rasulullah saw. selalu bersama para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka maupun duka, dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara rasional dan dengan hati yang jernih. Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak pribadi masing-masing. Dengan kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan.
Setelah Nabi Miuhammad SAW menerima wahyu, maka secara resmi beliau telah diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat yang telah berada dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad SAW dimulai dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya ajaran beliau adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua Rasul ini telahberhasil membina bangsa Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang beriman dan henya menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut juga diperintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan berjalanya waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah menjadi kemusyrikan dengan menyembah patung dan berhala. Mereka (masyarakat makkah) tidak hanya mengalami kerusakan dalam hal aqidah, bahkan akhlaknya juga rusak.
Nabi Muhammad SAW sebagai rasul tidak henti-hentinya berusaha memperbaiki akhlak masyarakat yang sudah rusak tersebut. Sejak masih kecil, remaja, sampai dewasa Nabi Muhammad sudah dikenal oleh masayarakat Makkah sebagai orang yang mempunyai kepribadian baik, berbeda dengan kebanyakan orang saat itu. Penampilannya pun sederhana, bersahaja, dan berwibawa. Ketika ia berjalan badannya agak condong kedepan, melangkah sigap dan pasti. Raut mukanya menunjukkan pikirannya yang cerdas, tajam, dan jernih. Pandangan matanya menunjukkan keteduhan dan kewibawaan, membuatorang patuh kepadanya. Ia juga dikenal sebagai orang yang jujur dalam setiap perkataan maupun perbuatan. Dengan sifatnya yang demikian itu tidak heran bila Khadijah, majikannya menaruh simpati kepadanya, dan tidak pula mengherankan bila Muhammad diberi keleluasaan mengurus hartanya. Khadijah juga membiarkannya menggunakan waktu untuk berpikir dan menuangkan hasil pemikirannya. Akhirnya Muhammad dan Khadijah menikah menjadi sepasang suami istri yang sangat setia dan memiliki anak-anak yang shalih.
Seluruh penduduk Makkah memandangnya dengan rasa segan dan hormat. Muhammad bergaul dengan baik terhadap masyarakat sekitar. Bila ada yang mengajaknya bicara ia mendengarkan dan memperhatikannya tanpa menoleh kepada orang lain. Perilakunya yang demikian sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang menjadi sombong dan congkak ketika dihormati, dan marah-marah ketika merasa tidak dihormati. Bila bicara selalu bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu ia sesekali membuat humor dan bersenda-gurau. Sifatnya yang jujur tersebut juga sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang suka berbohong, membual, dan sulit dipercaya. Setiap bertemu orang Muhammad selalu tersenyum. Ia Bijaksana, murah hati dan mudah bergaul. Tapi ia juga mempunyai tujuan pasti, berkemauan kuat, tegas dan tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini berpadu dalam dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang bergaul dengan dia. Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba, sekaligus akan timbul rasa hormat, dan bagi orang yang terbiasa bergaul dengannya akan timbul rasa cinta kepadanya.
Muhammad menjalin hubungan baik kepada penduduk Makkah. Ia juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Sesudah pembangunan ka’bah tiba saatnya peletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut timur, maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Demikian memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara. Keluarga Abdud Dar dan keluarga ‘Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka mengangkat sumpah bersama. Keluarga Abdud Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan mereka dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. Karena itu lalu diberi nama La’aqatud Dam, yakni ‘jilatan darah.’ Abu Umayyah bin al-Mughira dari Bani Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka. Ia dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka:
"Serahkanlah putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini."
Tatkala mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: "Ini al-Amin (orang yang terpercaya) ; kami dapat menerima keputusannya." Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepada Muhammad. Iapun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu. Ia berpikir sebentar, lalu katanya: "Kemarikan sehelai kain," katanya. Setelah kain dibawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itu lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya; "Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini." Mereka bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu untuk diletakkan. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dari kain dan meletakkannya di tempatnya. Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Quraisy menyelesaikan bangunan Ka’bah sampai setinggi delapanbelas hasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari tanah sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di dalam Ka’bah itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat sebelah dalam dipasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu meletakkan Hubal di dalam Ka’bah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang berharga lainnya, yang sebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran pencurian.
Kejadian ini berlangsung saat Muhammad berusia 35 tahun, dan keputusannya mengambil batu dan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain dan diletakkan di tempatnya dalam Ka’bah, menunjukkan betapa tingginya kedudukannya dimata penduduk Makkah, betapa besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar. Pada tahun 611 M, waktu itu Muhammad berusia 40 tahun beliau menerima wahyu yang pertama. Di puncak Gunung Hira, – sejauh dua farsakh sebelah utara Makkah – terletak sebuah gua yang sangat kondusif untuk tempat menyendiri (berkhalwat). Sepanjang bulan Ramadan tiap tahun Muhammad pergi ke sana dan berdiam di tempat itu. Ia tekun dalam merenung dan beribadah, menjauhkan diri dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari Kebenaran tentang keberadaan Tuhan dan merenungkan keboborokan perilaku sehari-hari masyarakat Arab saat itu. Demikian kuatnya ia merenung mencari hakikat kebenaran itu, sehingga lupa ia akan dirinya, lupa makan, lupa segala yang ada dalam hidup ini. Sebab, segala yang dilihatnya dalam kehidupan manusia sekitarnya, bukanlah suatu kebenaran. . Ketika itulah ia percaya bahwa masyarakatnya telah tersesat, jauh dari kebenaran.Keyakinan mereka terhadap keberadaan Tuhan telah rusak karena tunduk kepada khayal berhala-berhala serta kepercayaan-kepercayaan semacamnya.
Berhala-berhala yang tidak berguna, tidak menciptakan dan tidak pula mendatangkan rejeki, tak dapat memberi perlindungan kepada siapapun yang ditimpa bahaya tidak selayaknya dipuja dan disembah. Hubal, Lata dan ‘Uzza, dan semua patung-patung dan berhala-berhala yang terpancang di dalam dan di sekitar Ka’bah, tak pernah menciptakan seekor lalat sekalipun, atau akan mendatangkan suatu kebaikan bagi Makkah. Kebenaran itu datang dari Allah, Khalik seluruh alam, tak ada tuhan selain Dia. Kebenaran itu ialah Allah Pemelihara semesta alam. Dialah Maha Rahman dan Maha Rahim.
Kebenaran itu ialah bahwa manusia dinilai berdasarkan perbuatannya. "Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat atompun akan dilihatNya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat atompun akan dilihatNya pula." (Qur’an, 99:7-8) Dan bahwa surga itu benar adanya dan neraka juga benar adanya. Mereka yang menyembah tuhan selain Allah mereka itulah menghuni neraka, tempat tinggal dan kediaman yang paling durhaka. Tatkala ia sedang bertahanuth, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata kepadanya: "Bacalah!" Dengan terkejut Muhammad menjawab: "Saya tak dapat membaca". Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan lagi seraya katanya lagi: "Bacalah!" Masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab: "Apa yang akan saya baca."
Seterusnya malaikat itu berkata: "Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya …" Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun pergi, setelah kata-kata itu terpateri dalam kalbunya.
Setelah menerima wahyu yang pertama itu maka Muhammad menjadi seorang utusan (rasul), sehingga dia mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia. Setelah menjadi rasul, maka sifat-sifat mulia yang dimilikinya tdak hanya dimilikinya sendiri, namun dia harus mengajarkan dan memberi teladan kepada umat manusia untuk berakhlak yang mulia. Nabi Muhammad bersabda :
Artinya : “Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak)” (HR Ahmad).
Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”. (QS Fathir : 10)
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak diukur dari harta, keturunan, suku, keindahan tubuh, kekuatan, maupun pangkat dan jabatannya dalam masyarakat.
Namun kemuliaan manusia terletak pada ketaatannya kepada Allah SWT dan kemuliaan akhlaknya, baik berupa sikap, perkataan, maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW memberikan ajaran yang sangat mulia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Padahal perilaku masyarakat Quraisy saat itu seringkali menyengsarakan orang lain,, mereka semena-mena terhadap orang-orang miskin apalagi terhadap budak-budak mereka. Betapa beratnya tugas Nabi Muhammad SAW untuk membina manusia agar berakhlak mulia ketika kondisi akhlaknya sudah buruk. Namun semua itu dilakukan beliau dengan penuh kesabaran dan dengan cara memberi teladan.
B. Nabi Muhammad Sebagai Rahmat bagi Alam Semesta.
Bagi orang-orang yang merasakan bahwa kehidupan para pembesar dan bangsawan Makkah yang sudah sesat dan keterlaluan, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka kehadiran Nabi Muhammad saw. seperti seteguk air saat mereka merasakan dahaga yang sudah sangat lama. Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar penyelesaian masalah tidak boleh dilakukan dnegan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab.
Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya maka dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya baik anak itu laki-laki maupun perempuan, sebaliknya anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw. Dengan demikian sesungguhnya Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam. Nabi tidak hanya diutus untuk penduduk Makkah saja, atau bagi bangsa Arab saja, namun nilai-nilai yang dibawanya adalah nilai-nilai universal yang dapat meningkatkan martabat umat manusia sehingga berbeda dengan binatang.
Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QَS Al Anbiya : 107}
C. Meneladani Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Makkah
Pada mulanya, dakwah Nabi Muhammad di Makkah dimulai dari sanak keluarga dan kerabat dekat. Itupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, di rumah salah seorang sahabat yang bernama Al Arqom bin Abil Arqom Al Makhzumi. Upaya tersebut membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Kurang lebih tiga tahun ada 39 orang yang menyatakan iman dan Islam, semuanya dari kerabat dekat dan sahabat-sahabat yang lain. Di antara kerabat dekat yang masuk Islam waktu itu antara lain Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah. Khadijah, istri nabi, orang yang cukup terpandang dan kaya raya. Abu Bakar, seorang dermawan yang kaya raya. Ali bin Abi Tholib, seorang pemuda yang cukup cerdas dan dihormati. Dengan masuk Islamnya orang-orang tersebut membawa pengaruh besar pada dakwah nabi sampai masa berikutnya. Karena orang-orang tersebut cukup dihormati di kalangan orang-orang Quraisy.
Di antara sahabat yang menyusul masuk Islam antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Fatimah binti Khatab serta suaminya (Said bin Zaid), Arqam bin Abil Arqam, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka termasuk “Assabiqunal Awwalun”, yakni orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. mendapat reaksi cukup keras dari para pemuka dan tokoh Quraisy, antara lain Abu Lahab (Abdul Uzza), Abu Jahal, Umar ibnu Khatab (sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi Muatih, Aswad bin Abdi Jaghuts, Hakam bin Abil Ash, Abu Sufyan bin Harb (sebelum masuk Islam), Ummu Jamil (istri Abu Lahab). Reaksi keras yang dilakukan oleh para tokoh Quraisy tersebut antara lain berupa ejekan, hinaan, hasutan, ancaman, dan penganiayaan secara fisik. Hal yang sama juga dilakukan kepada orang-orang Quraisy sendiri, agar tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad. Namun, Rasulullah tetap tabah dan sabar, dakwah pun tetap dijalankan. Bahkan semakin terang-terangan dan meluas ke wilayah lain.
Menghadapi sikap Rasulullah tersebut orang-orang Quraisy bertambah marah, bahkan pernah merencanakan akan melakukan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad. Rencana tersebut dilakukan menjelang Nabi Muhammad akan hijrah ke Madinah. Atas pertolongan Allah SWT, waktu itu Nabi selamat dari rencana pembunuhan tersebut. Kemudian bisa hijrah ke Madinah. Meskipun Nabi Muhammad saw. dengan susah payah dalam berdakwah karena mendapat tantangan dari Kaum Quraisy, tetapi makin hari makin didengar orang sehingga makin banyak pengikutnya. Dakwah Nabi Muhammad di Makah dilakukan kurang lebih selama 13 tahun, dan selebihnya selama 10 tahun Nabi Muhammad berada di Madinah. Ketika berdakwah di Makkah, tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah dan para sahabat begitu besar. Dari uraian sejarah di atas dapat diambil pelajaran yang sangat berharga dari cara cara dakwah Rasulullah yang harus diteladani oleh umat islam, antara lain adalah :
1. Nabi Muhammad berdakwah dengan keeladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Rasulullah saw. memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini tercermin dalam sebutan para pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam nyata-nyata diterapkan kesetaraan. 4. Rasulullah saw. selalu bersama para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka maupun duka, dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara rasional dan dengan hati yang jernih. Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak pribadi masing-masing. Dengan kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan.
Langganan:
Postingan (Atom)