Kamis, 06 Juni 2013

Akibat Menyepelekan Sunnah Nabi

Kisah Akibat Menyepelekan Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Kisah Pertama

Salamah bin Akwa’ berkata: “Pernah ada seorang lelaki makan di dekat Rasulullah dengan tangan kiri. Beliau lantas berkata: “Makanlah dengan tangan kananmu”. Lelaki itu menjawab: “Aku tidak bisa”. Rasulullah berkata, “Mudah-mudahan engkau benar-benar tidak bisa. Tidak ada yang menghalanginya untuk melakukannya kecuali kesombongan”. Salamah berkata: “Kemudian dia tidak bisa mengangkat tangannya untuk menyantap makanan” (Lihat HR. Muslim no. 2021)

Kisah Kedua

Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwasanya Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam melarang seorang minum langsung dari lubang kendi. (HR. Bukhari 5628)

Ayyub berkata, “Sampai sebuah berita kepadaku bahwa seorang lelaki langsung minum dari lubang kendi, tiba-tiba seekor ular keluar dari lubangnya” (HR. Ahmad no. 7153)

Kisah Ketiga

Dari Abdurrahman bin Harmalah, dia berkata: “Seorang lelaki datang kepada Sa’id bin Musayyib mengucapkan salam perpisahan untuk haji atau umroh. Sa’id berkata kepadanya: “Jangan pergi dulu sampai engkau Sholat. Sesungguhnya Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah keluar dari masjid setelah adzan kecuali seorang munafiq. Kecuali seorang lelaki yang dipaksa keluar oleh suatu keperluan dan berniat untuk kembali ke masjid”

Lelaki itu berkata: “Teman-teman saya berada di Hurrah”. Kemudian dia pergi. Sa’id masih saja menyebut lelaki tersebut hingga datang berita bahwa lelaki tersebut terjatuh dari kendaraannya dan pahanya patah” (Kisah ini terdapat dalam Sunan Ad-Darimi, hadits no. 460; Mushonnif Abdurrozaq no. 1945)

Kisah Keempat

Al-Qadhi Abu Thoyyib berkata: “Suatu ketika kami berada di sebuah majlis di Jami;’ Al-Manshur. Datanglah seorang pemuda dari Khurasan. Kemudian dia bertanya tentang masalah ternak yang tidak diperah beberapa hari hingga ambing susunya penuh, dan dia meminta dalilnya. Kemudian disampaikan kepadanya hadits Abu Hurairah yang menyebutkan hal tersebut.

Pemuda itu (kebetulan seorang penganut madzhab Hanafi) lantas berkata: “Abu Hurairah tidak diterima haditsnya”. Belum selesai dia berucap demikian hingga muncullah seekor ular besar dari atap masjid. Orang-orang berhamburan karenanya. Pemuda tersebut lari namun ular tersebut terus mengejarnya. Orang-orang berkata padanya: “Bertobatlah!! Bertobatlah!!”. Dia lantas berkata: “Saya bertobat!”. Lalu ular tersebut hilang tanpa bekas, Dalam sanadnya adalah para Imam. (Siyar A’lam An-Nubala, Imam Adz-Dzahabi)

Kisah Kelima

Quthbuddin Al-Yunani berkata: “Telah sampai kepada kami berita seorang lelaki yang dipanggil Abu Salamah dari salah satu daerah Bashrah (Seorang yang suka melawak dan membual).

Ada seseorang menyebut tentang siwak dan keutamaannya di dekatnya. Lelaki tersebut berkata: “Demi Allah, aku hanya memakai siwak pada duburku”. Kemudian dia mengambil siwakdan meletakkannya pada duburnya lalu mengeluarkannya lagi.

Setelah itu dia mengeluhkan rasa sakit pada perut dan anusnya selama Sembilan bulan. Kemudian dia melahirkan sejenis tikus dengan empat kaki, kepalanya seperti kepala ikan dan pantatnya seperti pantat kelinci. Setelah keluar, hewan tersebut mengeluarkan suara keras sebanyak tiga kali. Anak perempuan lelaki tersebut bangun dan memukul kepala hewan tersebut hingga mati.

Dan lelaki itu tetap hidup setelah melahirkan hewan tersebut selama dua hari, dan pada hari ketiga dia meninggal dunia. Dia pernah berkata: “Hewan initelah membunuhku dan memotong-motong ususku”.

Hewan tersebut sempat dilihat oleh banyak orang dari penduduk daerah tersebut dan para khatib tempat itu. Ada yang melihatnya ketika hewan itu masih hidup dan ada yang melihatnya setelah hewan itu mati. (Al-Bidayah Wa Nihayah; Al-Hafizh Ibnu Katsir)

***Wallahu A’lam***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar