Senin, 10 Juni 2013

Ikhtisar Smaradhana



IKHTISAR SMARADHANA
Siwa sedang melakukan tapa dengan tekun di Gunung Meru .Ia acuh tak acuh terhadap segala sesuatu yang menarik atau memikat panca-indra ,bahkan terhadap kecantikan permaisurinya yang bernama Uma dan yang masih perawan ,Dalam pada itu surga terancam oleh Nilarudraka , seorang raksasa yang menjadi raja di Sanapura .Para dewa mengadakan rapat dan Indra menerangkan , betapa gawat keadannya .Bahkan Brahma dan Wisnu merasa cemas dan rupanya kehilangan kekuasaannya.Hanya Siwa dapat menyelamatkan mereka ,tetapi karena ia acuh tak acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di luar dirinya , ia bahkan tak dapat didekati .Wrhaspati ,penasihat para dewa , mengusulkan agar Kama mengobarkan hati Siwa dengan rasa asmara terhadap Uma .Bila ini berhasil ,maka para dewa harus berusaha agar di muka Uma tampil suatu makhluk yang berkepala gajah , agar bentuk janin dalam rahimnya terpengaruhi .
Mereka semua berangkat ke kediaman Kama dan disambut dengan segala kehormatan yang pantas bagi tamu-tamu yang demikian agung.Indra menerangkan alasan mengapa mereka datang dan apa yang mereka harapkan dari Kama.Mengingat segala resiko yang dihadapi ,Kama ragu-ragu tetapi akhirnya setuju setelah Wrhaspati menjanjikan bantuan mereka dalam keadaan apa pun yang akan dihadapinya ,janji seorang Brahmin dapat dipercaya tanpa syarat .Tujuh hari lagi akan tiba saat yang menguntungkan bagi usaha yang penuh bahaya .Kama menengok istrinya , Ratih dan menceritakan rencana para dewa .Terpaksa Ratih tak dapat diajak turut serta karena perjalanan lewat daerah pegunungan yang teramat sukar .Ratih sudah merasakan firasat-firasat yang tidak baik dan tidak percaya akan kejujuran Indra .Kama berusaha menghiburnya .Deskripsi tentang surga Kama pada waktu malam ketika rembulan sedang bersinar.
Pada hari yang menguntungkan itu , yaitu pada awal bulan ke empat , Kama berangkat dengan ditemani para dewa dan rsi .Keindahan alam adalah senjata , kereta dan saisnya sekaligus .Setibanya di Gunung Meru mereka melihat pohon darsana yang menaungi Siwa yang sedang melakukan tapa-brata.Dua penjaga dalam wujud raksasa, Nadiswara dan Mahakala , berusaha untuk menakut-nakuti mereka sambil melepaskan daya kekuatan alam , tetapi mereka ditentramkan oleh para rsi, lalu mengundurkan diri .Kini Kama mendekati sang dewa yang sedang bersemedi dan menyembahnya .Kemudian Kama secara singkat mengadakan konsentrasi batin dan seketika segala macam senjata dalam bentuk bunga nampak .Satu per satu senjata bunga itu diarahkan kepada Siwa tetapi tak ada satupun yang dapat mengganggunya .Ketika mengenai tubuhnya senjata-senjata itu berubah menjadi kalung , gelang dan aneka macam perhiasan .Dengan demikian ia duduk tanpa bergerak dan akhirnya menyerupai sebuah patung yang dilengkapi dengan segala macam perhiasan .Kama menjadi marah karena panah-panah asmaranya sia-sia dilepaskannya .Sekali lagi ia bersemedi ,lalu pasukan musim-musim nampak dengan segala daya tariknya , mereka dipimpin oleh musim semi lalu menyerang .Pada saat yang sama Kama menyiapkan sebatang anak panah lainnya karena merupakan perpaduan dari segala sesuatu yang dapat disentuh oleh panca indra .Kali ini panah tersebut mengenai sasarannya dan menembus hati Siwa .Sang dewa jatuh karena terkantuk dan dalam impian ia melihat Uma duduk dipangkuannya .Tetapi ini terjadi sesaat sebelum ia terbangun lalu ia melihat Kama berdiri di depannya , siap melepaskan sebatang anak panah lagi .Dengan demikian Siwa amat marah dan mengenakan wujudnya yang menggetarkan .Dengan takut sekali Kama berteriak , meminta bantuan yang dijanjikan kepadanya oleh para dewa , tetapi sia-sia .Indra bersama para dewa lainnya telah melarikan diri .Kama hangus oleh api yang terpancar dari Siwa dan yang memusnahkan segala sesuatu .Ia menyampaikan ucapan selamat tinggal kepada Ratih sambil menangisi nasibnya yang buruk, kemudian jiwanya melompat dari tubuh .Upacara pelayatn dilakukan oleh musim semi bersama-sama dengan segala sesuatu yang indah dan elok di dalam hutan .Penuh ketakutan ,Indra ingin pulang saja seketika , tetapi ia ditegur oleh Wrhaspati karena sikapnya yang pengecut dan karena ia tidak menepati janjinya.Adalah kewajibannya mengajukan permohonan kepada Siwa untuk menghidupkan Kama kembali.Bersama-sama mereka kembali ke tempat yang tadinya mereka tinggalkan dalam panik .Dengan penuh hormat para rsi menegur sang dewa di dalam hati mereka dalam wujud yang kelihatan sambil bersemayam di atas bunga padma yang bermahkota delapan .Kemudian mereka memuji Siwa sebagai sang dewa yang nampak dalam segala sesuatu yang ada dan yang merupakan tujuan segala makhluk yang mendambakan pelepasan terakhir , pun pula sebagai pencipta semesta alam .Dengan deemikian Siwa dapat dibujuk untuk menanggalkan bentuknya yang dahsyat , tetapi rasa marahnya belum lenyap sama sekali .Ketika para rsi mengajukan permohonan , agar Kama dihidupkan kembali , Siwa berdiam diri sambil bersungut-sungut .Wrhaspati menerangkan , mengapa para dewa mendorong dewa asmara melakukan perbuatan yang lancang itu.Sang patih mengingatkan Siwa , bahwa Nilarudraka merupakan bahaya bagi seluruh dunia dan bahwa ia pernah menerima daya sakti luar biasa dari Siwa sendiri .Siwa lah yang pernah memberi anugrah , agar tak seorangpun , kecuali putera Siwa sendiri , dapat mengalahkan san raksasa itu .Bukankah para dewa terpaksa mengadakan daya upaya yang luar biasa itu .Hendaknya Siwa ingat juga , apa yang terjadi dengan dunia , bila tiada lagi cinta asmara .Akhirnya Siwa setuju menghidupkan kembali Kama , tetapi dalam bentuk yang tersembunyi dan lepas dari sifat kebendaan .Selain itu para rohaniwan sejak saat itu juga tidak diperkenankan menghiasi telinganya dengan bunga , karena itu merupakan anak-anak panah yang pernah menyelewengkan hati sang dewa yang sedang bermeditasi ke dunia wujud . Para dewa mohon diri tetapi Indra tinggal disana , bersama dengan abu yang masih berasap , sisa dewa asmara .Rupanya abu itu menyapa Indra yang memberi penegasan , bahwa Kama yang telah mengorbankan diri bagi para dewa akan tetap merupakan sahabat dan penolong mereka di masa yang akan datang .Indra di desak supaya menengok Ratih dan menahannya , agar tidak melemparkan diri ke dalam api karena rasa duka akibat kematian Kama .
Semenjak ditinggalkan oleh suaminya , Ratih merasa murung dan hatinya tersayat oleh sakit asmara .Alam dalam taman sari kepunyaan Kama turut berduka cita .Ia mencoba menghalau pikirannya dengan mandi, tetapi terasa seolah-olah ia menceburkan diri ke dalam api .Setelah berjaga hampir sepanjang malam , akhirnya ia dapat tidur , tetapi dibangunkan oleh suara ratapan dan tangisan .Seorang utusan Indra telah membawa kabar duka ke kraton .Ia jatuh tersungkur , dilanda oleh rasa duka dan putus asa.Segera para dewa dan rsi datang lalu mereka diserang dengan celaan oleh Ratih.Dengan sengaja mereka telah menggiring suaminya ke alam maut , supaya sekarang mereka juga membunuh istrinya dan merampok kediaman Smara .Wrhaspati berusaha untuk menghiburnya sambil mengingatkannya akan kefanaan hidup.Ia menyampaikan kepuyusan Siwa bahwa mereka berdua akan meneruskan keberadaan mereka dalam bentuk yang tak kelihatan , Ratih dalam diri para wanita , Kama dalam diri pria .Ratih sama sekali tidak suka karena hidup tanpa bentuk yang sebetul-betulnya tak dapat dinamakan hidup , ia memohon agar ia dapat hadir kembali .Para rsi memberi jaminan , bahwa ini akan terjadi di kelak kemudian .Ratih menerima nasibnya dan menyatakan bahwa ia akan mengikuti suaminya ke alam baka .
Dengan ditemani dua orang pelayan yang setia , Nanda dan Sunanda , ia berangkat , menempuh jalan panjang dan sukar di pegunungan .Akhirnya gumpalan asap yang melingkar ke atas menunjukkan tempat Kama diperabukan .Tulang-tulang yang hanya sebagian menjadi abu , itulah sisa suaminya dan dia seolah-olah menjawab dan menegaskan kesetiannya yang tak pernah goyah .Siwa yang melihat bahwa Ratih bersama kedua abdinya mencari kematian , menyebabkan api itu menyala tinggi , kini Kama seolah-olah melambaikan tangan, mengajak Ratih untuk menemaninya .Ia mohon agar Kama menantikan kedatangannya di jalan penuh bahaya yang menuju ke alam baka ia memurnikan batinnya leway yoga , lalu melemparkan diri ke dalam api .Mereka saling berjumpa , tetapi karena mereka tidak berbadan , rak dapat bersatu .Itulah sebabnya Kama memasuki hati Siwa dan Ratih memasuki hati Uma .
Semenjak hati Siwa ditembus oleh panah asmara Kama ,cinta berkobar dalam hatinya .Ia meninggalkan yoganya , ia mencela dirinya karena meninggalkan kedudukannya sebagai seorang wiku.Pikirannya terus-menerus tertuju kepada Uma , dengan Ratih dalam hatinya , merindukan kedatangan Siwa .Ketika ia mendekati Uma terasa seolah-olah baru sekarang ia sadar , bahwa Uma bukan lagi seorang anak .Segera penyatuan mereka menghasilkan buah .Para dewa yang melihat bahwa harapan mereka akan terpenuhi dan yang ingat akan nasihat Wrhaspati , datang berkunjung sambil membawa gajah Indra yang kelihatan sangat menakutkan dan Uma memang menjadi takut sekali .Ketika anak laki-laki mereka dilahirkan , kepalanya ternyata menyerupai kepala seekor gajah .Siwa menegaskan , bahwa anaknya akan bernama sang Hyang Gana , ia ditakdirkan untuk menyingkirkan rintangan-rintangan dan akan menghancurkan musuh para dewa .
Oleh mata-matanya Nilarudraka diberitahu , bahwa anak Siwa sudah dilahirkan , ia memutuskan bahwa serangannya terhadap para dewa tak boleh ditunda-tunda lagi .Para raksasa berbaris maju dan menyebarkan kehancuran di tempat-tempat yang mereka lewati.Dalam keadaan panik para dewa lari menghadapi Siwa yang memperlihatkan anak yang akan menjadi penyelamat mereka .Dipergunakan mantra-mantra dan yoga-yoga untuk mempercepat pertumbuhannya dan ia dikaruniai senjata-senjata dari Surga.Kemudian tentara para dewa bersama Gana , maju ke medan pertempuran , barisan belakang dilindungi oleh Brahma dan Wisnu .Pertempuran berlangsung seperti biasa dengan mengalami pasang surut di kedua belah pihak .Ketika akhirnya para raksasa terancam kekalahan , raja mereka sendiri nampak dan mengamuk dengan demikian dahsyatnya , sehingga para dewa melarikan diri .Hanya Gana berdiri tegap dan terjadi perang tanding yang dahsyat.Ketika Gana terluka oleh bajra Nilarudraka , sebuah senjata yang pernah dihadiahkan oleh Siwa dan gading kirinya terlepas , ia mengangkat kapak yang merupakan salah satu senjata sakti yang baru saja dihadiahkan kepadanya , dan memotong tangan tangan serta kaki musuhnya , dan akhirnya juga kepalanya .Dengan amrta ia menghidupkan kawan-kawannya yang tewas dan mereka memujinya dengan teriakan “Gananjaya” .Dunia kembali menikmati kedamaian .Semua memuji kebijaksanaan Wrhaspati yang telah menyebabkan dilahirkan juru selamat mereka .Siwa meraja di surga bersama permaisurinya Uma dan kedua anaknya Gana dan Kumara , beryuga-yuga lamanya .Sebagai ardhanariswara (dewa yang separuhnya bersifat wanita )ia memenuhi dambaan semua orang yang ingin manunggal dengan Dzat tertinggi .
Pupuh terakhir menceritakan tentang inkarnasi-inkarnasi Kama dan Ratih .Ketika sedang bercengkerama Uma melihat sisa abu dewa dan dewi asmara , terharu dan penuh rasa terima kasih ia memperoleh janji dari Siwa , bahwa mereka akan dilahirkan kembali .Semula mereka menjadi Namusti dan Ratnawati dalam udyani Malawa .Dalam inkarnasi berikut Kama menjadi udayana , raja hastina , sedangkan Ratih berkembar, menitis dalam kedua istrinya , yaitu Basawada dan Ratnawali .Khirnya Kama turun ke bumi sebagai raja pulau jawa , yang sebetulnya merupakan kitab kumara di Kasmir yang oleh dewa Siwa telah dijadikan suatu pulau yang indah permai .Ratih dilahirkan kembali di Janggala disana ia dikenal sebagai kiranaratu .Dengan demikian , karena kesudian Siwa , Sri Baginda Kameswara ini meraja di Dahana dengan Dewi Kirana sebagai permaisurinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar