Kamis, 13 Juni 2013

Sholat Jama' dan Qoshor

Salat Jamak
Menurut bahasa, jamak artinya mengumpulkan, menurut istilah, salat jamak adalah mengumpulkan dua salat fardu dalam satu waktu yang dilakukan secara berurutan. Misalnya, salat Zuhur dikerjakan dengan salat Asar.
Jadi, salat Jamak merupakan keinginan yang diperbolehkan dikarenakan sebab-sebab tertentu.
Berbeda dengan menjamak salat Zuhur dan Asar di Arafah dan menjamak salat Magrib dengan Isya ketika bermalam di Muzdalifah. Menjamak di kedua tempat tersebut adalah ketetapan baku yang hukumnya wajib karena tidak memiliki pilihan lain
Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. mengerjakan salat Zuhur dan salat Asar di Arafah dengan satu azan dan dua ikamah.
Hukum melaksanakan salat Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang yang dalam perjalanan dan syarat-syaratnya mencukupi.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:


Dari Muaz bahwasanya Nabi Muhammad saw. dalam Perang Tabuk apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan salat Zuhur sehingga beliau kumpulkan pada salat Asar (beliau salat Zuhur dan Asar pada waktu Asar). Jika beliau berangkat sesudah tergelincir matahari beliau melaksanakan salat Zuhur dan salat Asar sekaligus, kemudian beliau berjalan. Jika beliau berangkat sebelum Magrib, beliau mengakhirkan salat Maghrib sehingga beliau mengerjakan salat Magrib beserta Isya, dan jika beliau berangkat sesudah waktu Magrib, beliau mengerjakan salat Isya beserta Magrib. (H.R.Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmizi)


Salat Qasar
Qasar artinya meringkas atau memendekkan. Salat Qasar ialah melaksanakan salat fardu dengan cara meringkas jumlah rakaatnya dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Salat yang dapat diqasar adalah salat Zuhur, Asar, dan Isya. Sementara itu, salat Magrib tetap tiga rakaat dan salat Subuh juga dua rakaat. Disyariatkannya mengasar salat termasuk rukhsah (keringanan). Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt. berikut.

Artinya:

101. Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qa¡ar salat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(Q.S. an-Nisa’101)


Pengertian Salat Jamak Qasar
Salat Jamak Qasar adalah dua salat fardu yang dikerjakan secara berurutan dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Apabila dikerjakan pada waktu salat yang awal, disebut salat Jamak Qasar Takdim. Apabila dikerjakan pada waktu salat yang akhir, disebut salat Jamak Qasar Takhir.


Macam-Macam Salat Jamak
Salat Jamak dibagi menjadi dua macam, yaitu salat Jamak Takdim dan salat Jamak Takhir. Salat Jamak Takdim adalah mengerjakan salat dengan menjamaknya pada waktu salat yang awal. Contoh, salat Zuhur dan dan salat Asar dijamak pada awal waktu salat Zuhur atau mengerjakan salat Magrib dan salat Isya pada awal waktu salat Isya.
Salat Jamak Takhir adalah mengerjakan salat dengan menjamaknya pada waktu salat yang akhir. Contoh, salat Zuhur dan salat Asar dikerjakan pada waktu salat Asar atau salat Magrib dan salat Isya dikerjakan pada waktu salat Isya.


Salat yang boleh dijamak dan diqasar
Menurut sunah Rasulullah saw., salat yang boleh dijamak ialah salat Zuhur dengan salat Asar dan salat Magrib dengan salat Isya. Salat Subuh tidak boleh dijamak sehingga salat Subuh harus dilaksanakan secara terpisah dari salat yang lain. Jadi, salat Subuh tetap dilaksanakan pada waktunya. Adapun salat yang boleh diqasar adalah salat yang jumlah rakaatnya empat. Dengan demikian, salat Magrib dan subuh tidak boleh diqasar. Salat Magrib dan subuh tetap dilakukan tiga rakaat dan dua rakaat.


Syarat Salat Jamak dan Qasar
Setiap orang Islam diperbolehkan menjamak salat apabila terpenuhi syarat sebagai berikut.
1. Sebagai musafir atau sedang bepergian
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Dari Muaz bahwasanya Nabi Muhammad saw. dalam Perang Tabuk apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan salat Zuhur sehingga beliau kumpulkan pada salat Asar (beliau salat Zuhur dan Asar pada waktu Asar). Jika beliau berangkat sesudah tergelincir matahari beliau melaksanakan salat Zuhur dan salat Asar sekaligus, kemudian beliau berjalan. Jika beliau berangkat sebelum Magrib, beliau mengakhirkan salat Maghrib sehingga beliau mengerjakan salat Magrib beserta Isya, dan jika beliau berangkat sesudah waktu Magrib, beliau mengerjakan salat Isya beserta Magrib. (H.R.Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmizi)


2. Dalam keadaan tertentu, seperti Turun Hujan Lebat
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Sesungguhnya Nabi saw. menjamak salat Magrib dengan Isya di malam hujan turun. (H.R. al-Asram dari Salamah bin Abdulrahman)


3. Keadaan Sakit
Imam Ahmad, Qadli Husain, Al-Khatthabi, dan Al-Mutawalli dari golongan Syafi’i sependapat dalam hal ini, baik menjamak secara takdim maupun takhir. Alasan yang dikemukakan adalah karena dalam kondisi sakit lebih sulit untuk untuk melaksanakan salat secara tertib lima waktu jika dibandingkan dengan alasan hujan. Berkata An-Nawawi, ”Dari segi alasan, pendapat ini adalah kuat,”
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Rasulullah saw. pernah menjamak salat Zuhur dengan Asar serta Magrib dengan Isya di Madinah, bukan karena hujan atau ketakutan. Lalu ditanyakan orang kepada Ibnu Abbas, ”Kenapa Nabi saw. berbuat begitu?” Ujarnya, ”Maksudnya ialah agar beliau tidak menyusahkan umatnya.” (H.R. Muslim)


4. Ada keperluan penting lainnya, seperti dalam keadaan takut (khauf) Allah swt. Berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 101 di atas




Sesungguhnya agama Islam memberi keringanan dalam pelaksanaan salat fardu sebagaimana diatas, hendaknya kita tidak mempermudah untuk menjamak atau mengqasar salat jika tidak ada alasan yang dapat dibenarkan oleh syarak. Mengenai syarat sah mengqasar salat, para ulama berbeda paham (terjadi khilafiah). Tidak kurang dari dua puluh pendapat dalam hal ini. Sementara itu, ada ulama yang menetapkan bahwa diperbolehkannya mengqasar salat ialah mengembalikan masalah ini pada Surah An-Nisa’ ayat 101. Berdasarkan ayat tersebut tidak dijelaskan jarak bepergian. Oleh sebab itu, kiranya kita dapat mengambil kebijakan sendiri dalam hal ini.


Syarat sah mengqasar salat sebagai berikut.
1. Salat Qasar boleh dilakukan bagi mereka yang dalam perjalanan.
Dalam sebuah hadis, diriwayatkan yang artinya:
Dari Syu’bah berkata, Saya telah bertanya kepada Anas tentang mengqasar salat. ”Apabila Rasulullah saw. berjalan (bepergian) sejauh tiga farsakh, beliau salat dua rakaat.” .(H.R. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)


Pengertian tiga farsakh sama dengan 25,92 km. Sebagaimana ulama mensyaratkan bahwa perjalanan tersebut sekurang-kurangnya tiga mil (90,64 km)
Jarak perlajanan adalah jarak yang memperbolehkan untuk mengqasar salat.


2. Perjalanan yang dilakukan diniatkan untuk kebaikan, bukan untuk maksiat.
Niat mengqasar ketika melakukan takbiratulihram.


Tata Cara Salat Jamak
Salat Jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu salat Jmak takdim dan salat Jamak Takhir.
1) Cara melaksanakan salat jamak takdim
a. Salat Zuhur dan salat Asar dikerjakan pada waktu Salat Zuhur.
b. Salat Magrib dan salat Isya dikerjakan pada waktu Salat Magrib.


2) Cara Melaksanakan Salat Jamak Takhir
a. Salat Zuhur dan salat Asar dikerjakan pada waktu Salat Asar
b. Salat Magrib dan salat Isya dikerjakan pada waktu Salat Isya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar